Rencana BRT, Sopir Angkot: Jangan Sampai Habis Manis Sepah Dibuang !

- Rabu, 12 Juni 2019 | 10:08 WIB

BANJARMASIN - Rencana pemko mengganti angkot menjadi Bus Rapid Transit (BRT) ditanggapi dingin oleh para sopir taksi kuning. Mereka merasa terancam kehilangan mata pencaharian.

Seperti diketahui, pemko berencana mengoperasikan 10 BRT pada tahun ini. Bakal di-launching pada Oktober nanti. Itu baru tahap awal. Tahun depan, kembali ditambah 20 BRT.

Para sopir sebenarnya memahami niat baik pemko. "Kalau taksi kuning diganti, artinya kami tak punya pekerjaan lagi. Bagaimana bisa kami mencari nafkah untuk keluarga," kata M Fauzi. Dia sopir jurusan Kayu Tangi ke Pasar Hanyar.

Fauzi bukan ingin menentang kebijakan pemko. Dia maklum, kota ini memang harus mengejar kemajuan zaman. "Tapi bagaimana nasib kami? Sopir seperti saya ada ratusan jumlahnya," ucap pria 55 tahun itu.

Kalaupun harus ada BRT, dia menuntut pemko bijak. Jangan sampai transportasi massal modern itu membuat mereka kehilangan pekerjaan. "Kami harap pemko mau duduk bersama. Mencarikan solusi terbaik," katanya.

Sopir lain, M Helmi, mengemudikan taksi kuning sejak tahun 1979. Pria bercucu satu itu juga sependapat dengan rekannya. Meminta pemko mencarikan jalan keluar.

"Kami sama sekali tidak menentang. Kami tentu saja mendukung. Asalkan angkot tidak dihilangkan sama sekali," pintanya.

Pemko sebenarnya sudah menyiapkan solusi. Salah satunya dengan merekrut pengemudi BRT dari kalangan sopir angkot. Hanya saja, itu mereka nilai tak efektif. Lantaran, jumlah yang bakal direkrut tak sebanding. "Yang direkrut untuk BRT kan cuma sedikit. Jadi, bagaimana nasib yang lainnya," tanyanya.

Sementara itu, Ketua Organda Banjarmasin, Asqolani memahami maksud pemko. Ingin memberikan sarana transportasi yang layak untuk warga kota. Tapi menurutnya, mesti dipikirkan matang-matang.

"Setuju-setuju saja. Tapi juga harus dipastikan bagaimana nasib sopir angkot yang sudah ada.
Harus dicarikan solusi agar tak ada pihak yang dirugikan," tuturnya.

Sama seperti tuntutan sopir angkot, Asqolani juga meminta pemko mau berembuk. Membicarakan transisi antara angkot ke BRT. "Selama ini pemerintah merasa benar sendiri dengan kebijakan yang mereka anggap benar," cecarnya.

Bagaimana pun angkot juga punya berjasa dalam perkembangan kota ini. "Angkot sudah ada sejak tahun 70-an. Banyak juga kontribusinya bagi daerah. Jangan sampai habis manis sepah dibuang," pungkasnya. (nur/at/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X