BANJARMASIN - Rencana menjadikan Masjid Sabilal Muhtadin sebagai objek wisata religi baru mendapat tanggapan dari akademisi dan pengamat publik, Ahmad Murjani.
“Perlu dipikirkan lagi. Betul-betul dimatangkan perencanaannya untuk menjadikan Sabilal sebagai destinasi wisata,” ungkap dosen STIKES Cahaya Bangsa tersebut, kemarin (12/6).
Intinya, jangan sampai menghilangkan kesakralan Sabilal sebagai tempat ibadah. "Saran saya, mending urungkan dulu. Bisnis memang bagus. Tapi harus dilihat juga luas lahan yang dimiliki. Jangan dipaksakan," tegasnya.
Kalaupun rencana itu sudah pasti gol, dia meminta pemda dan pengurus masjid fokus menata bangunan yang sudah ada. Meningkatkan kebersihan dan keasrian lingkungan masjid.
Jangan dipaksakan menambah bermacam-macam fasilitas di lingkungan masjid. Takutnya malah membuat kawasan Sabilal menjadi kumuh. Lebih baik mempertahankan yang sudah ada. Memperkuat manejemen dan pengelolaan masjid.
Warga Banjarmasin turut mengomentari rencana tersebut. Eva, warga Jalan Kuripan, meminta aturan di Sabilal jangan diotak-atik. Misalkan saja, demi menarik turis, aturan wajib mengenakan pakaian yang menutup aurat malah dihilangkan.
"Harus ada petugas yang berjaga. Agar tidak ada wisatawan yang melanggar aturan tersebut," pintanya.
Perempuan 25 tahun itu setuju jika fasilitas masjid dibenahi. Tapi tidak dengan rencana pembangunan area pertokoan. "Mending membangun museum mini. Untuk menerangkan sejarah penyebaran Islam di Kalsel kepada pengunjung. Lebih pas ketimbang toko suvenir," tambahnya.
Warga lainnya, Abdul Hakim, mendukung rencana tersebut. Baginya, ini merupakan langkah nyata untuk mendongkrak pariwisata Kalsel. "Selama ini yang dikenal orang luar baru Haul Guru Sekumpul dan Haul Datu Kelampayan," ujar warga Jalan Sungai Andai itu.
Selama ini, perekonomian Kalsel memang masih tergantung pada sektor pertambangan. Soal pariwisata, Kalsel kalah jauh dengan Lombok atau Bali. Padahal, potensinya melimpah. "Pemprov harus lebih kreatif. Sehingga mampu menjadikan Kalsel sebagai tujuan wisata nasional," imbuhnya. (gmp/fud/ema)