BANJARMASIN - Dianggap ilegal, loket parkir Rumah Sakit Ulin ditutup Dinas Perhubungan Banjarmasin. Penyegelan terjadi kemarin (14/6) sore. Apa pangkal masalahnya?
Terhitung sejak 1 Juni tadi, izin pengelolaan parkir rumkit milik Pemprov Kalsel di Jalan Ahmad Yani kilometer 2,5 itu rupanya sudah kedaluwarsa.
"Mereka tidak pernah mengurus perbaruan izin. Sementara dari pantauan kami, masih saja ada pungutan parkir kepada pengunjung. Artinya, ini parkir ilegal. Parkir liar," tegas Kepala Dishub Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik.
Bukan hanya disegel, area parkir itu juga dijaga personel Dishub. Sebelum pengelola parkir mengurus izinnya, maka tidak diperbolehkan ada aktivitas peungutan tarif parkir di kawasan itu.
"Harusnya mereka izin dulu ke pemko. Ingat, mereka memungut pajak dari masyarakat. Artinya, 30 persen dari total penghasilannya wajib disetorkan ke pemko," imbuhnya.
Mengacu data pemasukan daerah pada tahun kemarin, dibeberkan Ichwan, retribusi parkir di Ulin mencapai ratusan juta per bulan. "Sebulan rata-rata dibayarkan pajaknya sebesar Rp65 juta," sebutnya.
Dengan izin kedaluwarsa, sebesar itulah potensi kehilangan pemasukan yang diderita pemko. Masalahnya, inilah rumkit terbesar di Banjarmasin, bahkan di Kalsel. Bagaimana nasib pasien, pembesuk dan karyawan rumkit? Apakah tak malah mengganggu pelayanan kesehatan?
Ditegaskan Ichwan, lalu lintas kendaraan pengunjung tetap normal seperti biasa. Mereka hanya menyegel loket pemungutan parkir.
Ichwan tambah berang karena setelah personilnya pulang, dari pantauan wartawan, parkir pengunjung kembali dipungut. "Malam ini kami turunkan petugas lagi untuk mengawasi. Bakal lebih ketat. Tadi anak buah pulang dulu karena pakaiannya basah kuyup sehabis diguyur hujan," janjinya.
Dikonfirmasi terpisah, Humas RS Ulin, Yan Setiawan berjanji akan segera membereskan masalah itu. "Besok kami akan mengurus perizinan parkirnya ke Dishub," ujarnya singkat. (mr-154/fud/ema)
