Melihat dari Dekat Program Mengubah Rawa Jadi Lahan Pertanian

- Minggu, 16 Juni 2019 | 09:11 WIB

Memiliki banyak daerah rawa yang ganggur menjadi berkah tersendiri. Kalsel mendapatkan suntikan dana besar dari pemerintah pusat untuk mengolahnya jadi lahan pertanian. Tak tanggung-tanggung, anggaran yang diterima mencapai Rp600 miliar.

SUTRISNO, Martapura

Anggaran itu sendiri merupakan realisasi dari program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani), yang dijalankan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.

Melalui program itu, sejumlah lahan rawa di Banua dikelola untuk menghasilkan padi unggul. Untuk tahun ini dijalankan di tiga kabupaten, yaitu Banjar, Batola dan Tanah Laut.

Untuk melihat progresnya, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Petanian Sarwo Edhy Jumat (14/6) tadi, meninjau salah satu lokasi program Serasi di Desa Simpang Lima, Kecamatan Cintapuri Darussalam, Kabupaten Banjar.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, daerah rawa yang sebelumnya menjadi lahan tidur di daerah itu tampak dibuka menggunakan alat berat. Sementara di setiap sisinya terlihat dibuat saluran air untuk pengairan.

Didampingi Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Petanian Indah Megahwati, Sarwo Edhy melihat-lihat kondisi lokasi yang sedang diolah jadi lahan pertanian itu.

Usai meninjau, Sarwo Edhy mengatakan, di Desa Simpang Lima, Kecamatan Cintapuri tersebut lahan rawa yang digarap seluas 807 hektare dengan anggaran sekitar Rp3,4 miliar. "Kalau di seluruh Kalsel seluas 150 ribu hektare, dengan anggaran sekitar Rp600 miliar," katanya.

Dia menyebut, anggaran yang diterima Kalsel menjadi yang terbanyak kedua dari tiga provinsi yang menerima bantuan program Serasi tahun ini. "Anggaran paling banyak dikucurkan di Sematera Selatan, yakni sekitar Rp800 miliar. Sedangkan, Sulawesi Selatan hanya ratusan juta," ucapnya.

Anggaran yang dikucurkan sendiri sesuai dengan luasan lahan yang dikelola. Di mana setiap hektare-nya dianggarkan Rp4,3 juta. "Sumatera Selatan anggarannya paling besar, sebab lahan yang diolah juga luas yakni mencapai 200 ribu hektare," ujar Sarwo.

Disampaikannya,melalui program Serasi pemerintah ingin mengoptimalisasi rawa sebagai lahan pertanian. Dengan cara memperbaiki sirkulasi airnya, sehingga kandungan Ph atau keasamannya bisa berkurang. "Lahan pertanian Ph-nya minimal 5. Kalau di bawah 4, tanaman bisa mati," ucapnya.

Dengan diaturnya kadar Ph-nya, dia mengungkapkan lahan rawa dapat lebih produktif. "Kami ingin di lahan rawa ini bisa panen dua kali, bahkan tiga kali dalam setahun. Di mana, selama ini hanya satu kali," ungkapnya.

Untuk mengolah lahan di Desa Simpang Lima, dia menuturkan ada lima kelompok tani yang bahu-membahu menggarapnya supaya bisa selesai sesuai target. "Mudah-mudahan bisa selesai pada bulan September," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Simpang Lima  M Arsyad menyampaikan bahwa pekerjaan yang dilakukan kelompok tani sudah sekitar 40 persen. "Yang masih banyak harus dikerjakan membuat saluran airnya dan menggembur tanahnya," ujarnya.

Untuk menggemburkan lahan mereka masih menunggu kedatangan traktor. Serta, perbaikan alat berat yang masih rusak. "Kami juga masih menunggu kedatangan bibit," bebernya.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X