Jaya Merasa Nyaman dengan Nadjmi

- Selasa, 18 Juni 2019 | 10:30 WIB

Perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak digelar 2020. Bulan September disebut jadi waktu pencoblosan untuk calon kepala daerah, baik Gubernur, Walikota, maupun Bupati. Di Banjarbaru, dikabarkan kuat, duet Petahana Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya bakal maju kembali berpasangan. 

--- MUHAMMAD RIFANI, Banjarbaru ---

Meski masih lumayan lama. Bursa siapa yang berpeluang maju sebagai Paslon di Pilkada 2020 Kota Banjarbaru mulai menyeruak. Beberapa nama dan prediksi Paslon pun turut disebut.

Selain nama-nama yang santer ditengarai akan maju. Duet Petahana: Nadjmi Adhani dan Darmawan Jaya S, diprediksi kuat akan maju kembali. Pasangan yang memenangi Pilkada 2015 Kota Banjarbaru ini bahkan sudah mulai terang-terangan memproklamirkan mereka bakal bersama lagi.

Radar Banjarmasin berkesempatan mewawancarai Darmawan Jaya S. Pria yang menjabat Wakil Walikota Banjarbaru ini pun menyebut, jika sudah hal lumrah satu tahun menjelang Pilkada mulai bermunculan nama-nama yang dikaitkan mencalon.

Lantas bagaimana dengan Jaya sendiri? Jaya menegaskan jika ia benar akan maju kembali. Bahkan ia tak menampik jika pasangannya kelak tetap bersama Nadjmi Adhani. Walikota Banjarbaru sekarang. "Insya Allah (tetap bersama Nadjmi). Itu komitmen kita dari awal. Jadi tetap melanjutkan," jawabnya saat ditemui wartawan di ruangannya, kemarin (17/6) pagi.

Sambungnya, bersama Nadjmi ia merasa nyaman. Lantaran hubungannya dengan Nadjmi sudah terawat sejak lama. Bahkan katanya semenjak masih duduk di bangku sekolah.

"Kita sama-sama satu sekolah. Lalu setelah itu terus bersahabat. Saat pak Nadjmi sudah bekerja di Pemko (sebelum Walikota) pun saya sering berkomunikasi juga, misal saya jadi ketua panitia acara di Pemko biasanya koordinasinya dengan beliau," ceritanya.

Maka dari itu, Jaya menampik bahwa ada kabar yang menyebutkan bahwa keharmonisannya dengan Nadjmi hanya terjadi menjelang Pilkada 2020.

"Kita sudah dan selalu harmonis dari awal. Kalau ada yang menyebutkan kenapa sekarang lebih menunjukkan keharmonisan, sebenarnya tidak begitu. Mungkin karena baru terekspose lebih sekarang, akhirnya ada pandangan seperti itu," pandangnya.

Keputusan tetap bergandeng dengan Nadjmi tutur Jaya juga karena faktor harapan publik. Dia mengaku bahwa saat terjun ke masyarakat di berbagai kegiatan selama kurun empat tahun ini. Tak sedikit warga yang menyarankan agar mereka tetap bersama. "Kita sering dengar pesan masyarakat. Biasanya bilang: pian jangan bepisah (dengan Nadjmi, red), jangan berubah. Itu komentar sekaligus harapan positif yang kerap saya dengar," ujarnya.

Saat ditanya bagaimana peluang Petahana di Pilkada 2020. Jaya mengatakan ada dua faktor yang bisa memengaruhi, yaitu subjektivitas dan objektivitas penilaian masyarakat. Namun dia menegaskan, kalau jawabannya tadi bersifat pandangan personalnya. Bukan mewakili Nadjmi. "Kita tentu optimistis bisa meraih hasil maksimal. Beberapa tahun terakhir juga dapat respons baik dari masyarakat. Program dan pembangunan selama kita menjabat juga diapresiasi publik. Jadi tentu optimistis, tapi bukan bentuk kesombongan," nilainya.

Kembali ke faktor tadi. Subjektif dan objektif ucap Jaya bisa jadi hal riskan. Sebab katanya efek pasca Pemilu 2019 belum tentu akan berpengaruh terhadap peta pilihan ataupun dukungan warga. Lantaran ia berpandangan dalam Pilkada bahwa sosok figur seorang Paslon di daerah bisa jadi berperan penting.

"Ini pandangan saya pribadi, kalau yang bisa menentukan sebenarnya adalah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Nah itu tadi penilaian masyarakat bisa secara subjektif atau objektif," terangnya.

Subjektif di sini kata Jaya lebih ke pendapat atau pandangan personal seseorang khususnya warga selaku pemilih.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X