Kukuhkan Lima Guru Besar, Target ULM: Satu Profesor untuk Satu Prodi

- Jumat, 21 Juni 2019 | 08:32 WIB

BANJARBARU - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) punya tambahan profesor. Lima guru besar dikukuhkan pada Sidang Terbuka Senat ULM di Auditorium ULM, Banjarbaru Kamis (20/6) kemarin.

Lima akademisi yang dikukuhkan menjadi guru besar tersebut; Prof Dr Abdul Halim Barkatullah yang merupakan Dekan Fakultas Hukum. Kemudian, Prof Dr Saladin Ghalib dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Prof Dr dr Nia Kania dari Fakultas Kedokteran. Serta dua dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), yakni Prof Dr Ersis Warmawansyah dan Prof Dr Fatchul Mu'in.

Usai pengukuhan, Rektor ULM Prof Sutarto Hadi mengaku senang atas dikukuhkannya lima guru besar baru di ULM. "Dengan adanya pengukuhan ini, kita sekarang punya sekitar 48 guru besar," katanya.

Menurutnya, jumlah tersebut masih kurang untuk membawa ULM semakin maju. Maka dari itu, dia mengungkapkan, pihaknya tengah meluncurkan program baru: Satu Prodi, Satu Guru Besar. "Jumlah prodi di ULM lebih dari 100, jadi kalau masing-masing prodi memiliki satu guru besar bisa dibayangkan bagaimana lompatan yang dilakukan ULM nanti," ujarnya.

Bagi Sutarto, semakin banyak profesor yang dimiliki ULM, maka kegiatan akademik akan semakin mudah dilaksanakan. Terutama dalam mendirikan program jenjang magister dan doktor, serta peningkatan kualitas pembelajaran dan penelitian di lingkungan ULM. "Kami menargetkan 100 guru besar akan tercapai menjelang berakhirnya masa jabatan saya. Target memang harus dipasang tinggi dulu, agar upaya kita bisa lebih baik lagi," bebernya.

Guru Besar Pendidikan Matematika ULM ini memastikan, upaya mencapai target 100 profesor tidak setengah hati. Hal itu dibuktikan dengan alokasi anggaran penelitian dan publikasi ilmiah dosen ULM mencapai 10 persen dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB) ULM. "Kami mendorong dosen-dosen potensial untuk meraih gelar guru besar, dengan membantu sejumlah fasilitas pendukung. Seperti, pendanaan, publikasi ilmiah, riset hingga konferensi internasional," bebernya.

Dia menyebut, ULM sendiri saat ini telah memiliki 315 doktor yang memiliki peluang untuk meraih gelar guru besar. "Kalau kita dorong terus, minimal 60 saja dalam 4 tahun ada yang jadi guru besar. Maka kita sudah memiliki lebih dari 100 guru besar," sebutnya.

Disampaikannya, saat ini sudah ada beberapa akademisi di lingkungan ULM yang mengusulkan diri. Termasuk para akademisi muda yang termotivasi dengan capaian Prof Abdul Halim Barkatullah. Dia meraih gelar guru besar pada usia 43 tahun. "Artinya beliau (Prof Abdul Halim Barkatullah) saja bisa, saya rasa akademisi yang lain memiliki peluang yang sama," paparnya.

Sementara itu, Prof Dr Ersis Warmawansyah mengaku senang karena perjuangannya untuk bisa menjadi guru besar telah tercapai. "Capaian ini banyak tahapannya, dan semuanya sudah saya lalui semua," ujarnya.

Dia mengungkapkan, gelar guru besar diraihnya setelah selama dua tahun berjuang melakukan sejumlah penelitian dan menulis karya ilmiah untuk dipublikasikan pada jurnal internasional yang bereputasi. "Semua tahapan saya lalui secara mengalir. Karena menulis sudah menjadi pekerjaan rutin seorang dosen, jadi tidak terlalu menyita waktu," ungkapnya.

Hal senada disampaikan, Prof Dr dr Nia Kania. Dia menuturkan, gelar guru besar yang diraihnya tak terlepas dari perjuangannya selama ini. Serta dukungan dari keluarga dan teman. "Pelan dan semangat yang tak kenal lelah, semua tahapan saya jalani semua sesuai kemampuan. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan," tuturnya.

Dia mengaku sudah mempersiapkan diri untuk memenuhi persyaratan menjadi seorang profesor sejak tujuh tahun yang lalu. "Ketika lulus S3, saya langsung menuntut syarat menjadi guru besar harus terpenuhi dan melakukan penelitian," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X