BANJARMASIN - Sembari mengurus izin operasional Rumah Sakit Sultan Suriansyah di Jakarta, Wakil Wali Kota Banjarmasin Hermansyah menyempatkan mampir ke kantor pusat PDI Perjuangan.
Ini bukan kunjungan biasa. Ini misi krusial untuk memperoleh restu Megawati Soekarnoputri. Demi memuluskan ambisinya untuk maju sebagai kandidat pada Pilkada 2020 mendatang.
Dia berangkat Kamis (20/6) dan pulang ke Banjarmasin Sabtu (22/6) kemarin. "Alhamdulillah, ibu Mega sudah memberi restu. Bahkan saya diperintahkan mulai melobi-lobi partai lain," ujarnya, kemarin (23/6) di kediamannya di Jalan Perdagangan.
Dalam pertemuan singkat itu, Herman menjelaskan posisi terkini PDIP di Banjarmasin. Hasil Pileg 2019, PDIP meraih lima kursi di DPRD Banjarmasin. Artinya, mau tak mau PDIP harus berkoalisi dengan partai lain.
Mega juga berpesan. Agar Pilwali tidak mengalihkan fokusnya dari tugas sebenarnya sebagai wakil wali kota. "Dengan catatan, tetap harus fokus untuk menyelesaikan tugas yang belum selesai di pemko," imbuhnya.
Restu diberikan karena kebijakan PDIP yang menginginkan kader-kadernya di daerah maju pada Pilkada nanti. Namun, Herman diminta bersabar, menunggu arahan lanjutan dari partai.
Karena siapa kader yang akan maju, bakal tergantung keputusan pengurus di level kota dan provinsi. "Dicalonkan sebagai calon wali kota atau wakil wali kota, saya akan manut. Karena saya cuma petugas partai," ucapnya.
Disinggung perihal kemunculan nama Muhaimin dan Fazlur Rahman, Herman mengaku tak masalah. Menurutnya, kompetisi justru bagus untuk partai.
"Artinya, banyak kader yang berpotensi maju pada Pilkada nanti. Kalaupun bukan saya yang ditunjuk, tidak masalah, selama baik untuk partai," tuturnya.
Muhaimin adalah Wakil Ketua DPRD Kalsel. Sedangkan Fazlur adalah Ketua KNPI Kalsel. Keduanya kader PDIP. Yang dipromosikan Taruna Merah Putih, organisasi sayap PDIP.
Diwartakan sebelumnya, Herman dan Ibnu Sina dikabarkan telah pecah kongsi. Apakah masih ada kemungkinan untuk rujuk?
Setidaknya menjalin koalisi lama antara PDIP dan PKS. Herman menanggapinya dengan santai. "Mungkin saja. Kalau memang antar partai ingin kembali berkoalisi," pungkasnya. (mr-154/fud/ema)
