BANJARMASIN - Berita-berita hoax kerap kali beredar di media sosial (Medsos). Seakan tak terbendung. Catatan Polri, semenjak simulasi pengamanan di gedung Mahkamah Konstitusi, ribuan laporan informasi hoax diterima.
“Data yang sudah kita dapatkan kurang lebih 3.500 laporan tentang hoax yang dihimpun Bareskrim dan jajaran,” ungkap Kabag Destinasi Digital Divisi Humas Polri, Kombes Pol Heru Yulianto kepadaawak media, kemarin (22/6).
Menangkal peredaran itu, kata Heru, memang tidak mudah. Butuh peran serta dari semua pihak. Bukan hanya lembaga seperti Kemenkominfo atau Polri saja, tapi semua kalangan. “Kita bekerja sama dengan berbagai elemen. Sekolah, mahasiswa yang peduli dan anti terhadap berita hoax,” ujarnya.
Caranya dengan mengadakan berbagai kegiatan. Kampanye hoax, serta melakukan patroli cyber. Akun-akun palsu yang menyebarkan informasi hoax ditertibkan.
Sebelumnya, Kapolda Kalsel, Irjen Pol Yazid Fanani melalui Irwasda, Kombes Pol Djoko Poerbo Hadijojo ketika membuka Workshop Penguatan Tim Media Sosial dan Media Online, belum lama tadi mengatakan, Polri menjalin kemitraan dengan media mainstream maupun media sosial yang saling bermanfaat.
Media massa dapat dijadikan sebagai sumber informasi. Polri juga memerlukannya dalam rangka pengelolaan Kamtibmas. Menginformasikan keberhasilan Polri dalam mengungkapkan kejahatan.
“Guna meningkatkan kualitas manajemen media, dapat mengawasi di media-media konvensional melalui jalur internet, sehingga masyarakat terhindar dari berita hoax atau menjadikan sebagai bahan provokator yang mengakibatkan perpecahan,” ujar Djoko. (gmp/ema)
