Merasa Disantet, Pengangguran di Kotabaru Tega Habisi Nyawa Teman

- Senin, 24 Juni 2019 | 14:45 WIB

PROKAL.CO, KOTABARU - Warga pekerja sawit geger besar. Di jalan perusahaan, tepatnya di jalan utama PT Sawita Karya Manunggul, ditemukan mayat tergeletak bersimbah darah.

Kapolres Kotabaru AKBP Suhasto melalui Kasat Reskrim Polres Kotabaru Iptu Imam Wahyu Pramono, Senin (24/6) pagi tadi mengatakan, awalnya pengendara sepeda motor menemukan jasad di pinggir jalan itu pada Minggu (23/6) tadi.

"Lantas, dia melapor ke Pak Wagimin, seorang satpam di perusahaan sawit," ujar Imam. Ditemani beberapa rekannya, Wagimin pun menuju lokasi. Di sana terlihat pemandangan mengerikan. Jasad pria, bajunya penuh koyakan. Ceceran darah mengental di atas tanah.

"Mereka pun melapor ke Mapolsek," ujar Imam. Sementara tim Mapolsek menyelidik di lapangan, Imam bersama Tim Buser melaju ke lapangan, Minggu sore. Memakai roda empat, menyeberang pakai kapal fery.

Lokasi kejadian berjarak sekitar lima jam perjalanan darat dari pusat kota. Tepatnya di Desa Rantau Buda Kecamatan Sungai Durian. Di lapangan, tim berhasil mendapatkan identitas korban. Pria malang itu bernama Tono warga Pamukan Utara, tetangga Rantau Buda.

"Ada belasan luka sayat di tubuh korban," kata Imam. Di jalan, Imam dan Tim Buser terus menggali informasi. Berkat jejaring kuat, satu nama dikantongi. Ismail alias Pak Anton, karib korban satu kampung asal Bondowoso ditengarai adalah pelaku tunggal.

"Mereka sering cekcok di kampung. Sama sama dari Bondowoso. Sama-sama merantau ke Kalsel," papar Imam. Cekcok apa? Santet.

"Terduga pelaku menduga dia sering sakit-sakitan karena disantet Tono. Anton itu pengangguran, kalau Tono buruh," beber Imam. Berbekal data itu, Imam lantas memerintah anak buahnya mengumpulkan semua bukti. Pukul 09.00 malam Imam tiba di lokasi kejadian.

Data-data dan barang bukti dikumpulkan. Anton pun dicari. Pencarian ternyata tidak sulit. Pukul 02.00 dinihari tadi, Anton ke Puskemas Sungai Durian membesuk jenazah.

Imam dan anak buahnya segera menangkap. Di hadapannya Anton dibeberkan dua alat bukti. Salah satunya celurit berdarah. Anton tak mampu mengelak. Ia membenarkan semua. Dendam lama. Karena merasa disantet Tono. Anton mengaku, dalam sekali cekcok korban mengaku telah menyantetnya. (zal/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tiga Terdakwa Suap di Paser Akui Bersalah

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56 WIB
X