Takut Menikah karena Mitos?

- Selasa, 25 Juni 2019 | 11:33 WIB

BANJARMASIN - Tak ada hari maupun bulan yang tak bagus. Namun tetap saja mitos-mitos masih dipercaya sebagian masyarakat. Salah satunya menikah di bulan Syawal yang dipercaya tidak baik bagi rezeki. Hal ini membuat tren pernikahan menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya.

“Trennya memang menurun dibandingkan bulan-bulan lain,” sebut penghulu nikah dari KUA Banjarmasin Tengah, Zainal Erfan, kemarin. 

Dia mencatat, pasangan yang nikah di tempatnya selama bulan Syawal tahun ini hanya 38 pasangan. Angka itu jauh berbeda dengan bulan-bulan lain. Zainal memberi contoh pada bulan Maret dan April lalu, pada bulan Maret pihaknya mencatat pasangan yang menikah angkanya mencapai 71 pasangan.

Bahkan di bulan April, jumlah pasangan yang menikah sebanyak 101 pasangan. “Ini rekor. Sangat jarang jumlahnya sebanyak itu. Apalagi di Banjarmasin Tengah yang kondisinya banyak perkantoran dan pertokoan,” ujarnya.

Faktor mitos nikah di bulan Syawal sebutnya sangat terasa dua tahun terakhir ini. Dimana jumlah pasangan mengalami penurunan yang signifikan. “Saya ingat betul dua tahun terakhir ini jumlahnya menurun jika dibandingkan dua tahun ke atas,” imbuhnya. 

Sepinya pasangan yang menikah di bulan Syawal erat kaitannya dengan mitos yang salah satunya terjepit antara Hari Raya Idulfitri dengan Hari Raya Iduladha.

“Pandangan masyarakat demikian. Konon katanya menikah terjepit hari raya, rezekinya akan terjepit pula. Makanya banyak yang tak berani. Akhirnya mereka memilih setelah Hari Raya Haji,” tuturnya.

Tidak hanya itu, mitos lain di tengah masyarakat sebutnya adalah, ketika melangsungkan pernikahan diapit dua hari raya adalah hubungan nanti tak berlangsung lama. “Mitos-mitos ini harus dihilangkan. Semua tanggal, bulan dan tahun bagus,” tambahnya. 

Tak hanya bulan Syawal, menikah bulan Safar juga dinilai sebagian pasangan akan menimbulkan persoalan pernikahan di belakang hari. Menurut Zainal, ada anggapan warga menikah di bulan tersebut berdampak pada kelangsungan rumah tangga.

“Ada yang berpandangan demikian. Menurut mereka rumah tangga akan panasan ketika menikah di bulan Safar,” imbuhnya. 

Sayangnya secara akumulasi total yang menikah di bulan Syawal di Kota Banjarmasin, datanya belum rampung. Laporannya baru selesai pada bulan Juli mendatang. Namun, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Banjarmasin, Anang Syahrani membenarkan, tren pernikahan di bulan Syawal memang jauh menurun dibandingkan dengan bulan lain.

“Biasanya begitu. Datanya belum kami rampungkan. Nanti bulan Juli baru didapat,” ucapnya sembari menerangkan pada bulan Mei lalu jumlah pasangan yang menikah sebanyak 260 pasangan.

Terpisah, Herviana salah seorang mempelai yang baru saja melangsungkan pernikahan di bulan Syawal mengatakan tak percaya dengan mitos-mitos tersebut. Menurutnya, semua hari, bulan dan tahun tak ada yang tak bagus. “Tinggal orangnya. Apakah serius atau tidak,” sebutnya.

Di sisi lain, dia tak juga tak ingin lama-lama berpacaran karena tak dibolehkan oleh agama. “Kenapa mesti lama-lama. Rezeki, jodoh hingga kematian tak ada kaitannya dengan mitos,” ujarnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X