Dikenal Rajin ke Masjid, Paksakan Bekerja Meski Kaki Patah

- Selasa, 25 Juni 2019 | 11:58 WIB

Pelintas Jalan A Yani Km 33, Banjarbaru tidak akan lagi melihat Abdulrahman. Loper koran yang simpatik itu telah meninggal dunia, Senin (24/6) kemarin. Sejumlah pejabat bahkan hadir di acara pemakamannya. Banyak yang bercerita kenangan semasa hidup.

---

Kemarin sore, jenazah dimakamkan di Alkah Kamboja, di Jalan Radar, Kelurahan Loktabat Selatan. Meski hanya seorang loper koran, prosesi pemakaman pria yang akrab disapa Daeng itu dihadiri puluhan orang. Bahkan, sejumlah pejabat dan mantan pejabat tampak hadir.

Mulai dari Lurah Loktabat Selatan Feffy, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Muhammad Rustam. Lalu, mantan Sekda Banjarbaru Syahriani Syahran dan mantan Sekda Banjar Nasrun Syah.

Daeng sendiri diduga meninggal dunia, lantaran komplikasi luka akibat patah tulang kaki yang dideritanya sejak awal Ramadan tadi. Gula darah yang tinggi membuat proses penyembuhan menjadi sulit.

Rivi Hamidi selaku Ketua RT 03, Kelurahan Loktabat Selatan, tempat Daeng bertempat tinggal mengatakan luka yang diderita Daeng sudah mengalami infeksi. Sehingga, membuat kondisi pendatang dari Makassar tersebut langsung menurun.

"Dia drop sejak Sabtu (22/6) tadi. Hari itu juga kami bawa ke RSD Idaman," katanya, saat mendampingi Jenazah Daeng di Ruang Nuri, RSD Idaman, sebelum dimakamkan.

Dia tak menduga jika kondisi Daeng ternyata parah. Sebab, selama ini Daeng tak pernah mengeluh kesakitan. "Bahkan, Jumat (21/6) sehari sebelum drop, dia memaksakan diri untuk berjualan koran dengan menggunakan tongkat," bebernya.

Lanjutnya, luka yang diderita Daeng akibat ditabrak pengguna sepeda motor di perempatan lampu merah, Jalan A Yani Km 33, pada hari kedua Ramadan, Mei tadi. "Dia ditabrak saat keluar dari Masjid Nurul Iman, setelah menunaikan Salat Magrib," ceritanya.

Rivi menyampaikan, saat itu si penabrak bertanggung jawab dengan membawa Daeng ke RSD Idaman untuk diobati. Daeng juga dibawa ke rumahnya di kawasan Palam Banjarbaru, untuk dirawat. "Di sana sekitar dua pekan. Tapi Daeng minta pulang ke kosnya karena mengaku tak ingin merepotkan," ucapnya.

Daeng tinggal di kos-nya di Jalan A Yani Km 33, samping Menara Pandang Sungai Kemuning. Di sana tetangga dan pemilik kos juga membantu Daeng selama sakit. "Dia tak pernah mengeluh kesakitan, jadi kami kira lukanya tidak parah," ujar pemilik indekos, Mulyani.

Namun, pada Sabtu (22/6) tadi Daeng tiba-tiba mengeluh kakinya sakit luar biasa. Hal itu yang membuat Mulyani dan warga lainnya memutuskan untuk membawa Daeng ke rumah sakit.

Saat dirawat di RSD Idaman, sejumlah relawan melakukan penggalangan dana untuk biaya operasi Daeng. Namun, Tuhan berkehendak lain. Daeng meninggal dunia sebelum dioperasi.

Mulyani mengaku kehilangan dengan sosok Daeng. Dia mengungkapkan, jika pria berusia 39 tahun itu orang yang baik dan rajin beribadah. "Dia sangat rajin ke masjid. Bahkan, saat kerja dia membawa pakaian ganti untuk salat di masjid," bebernya.

Dia menuturkan, Daeng baru tinggal di sana selama tiga tahun. Sebelumnya, dia nge-kos di Martapura. "Dia selama ini hanya malam hari ada di kos. Karena, subuh sudah berangkat kerja dan datangnya malam hari," tuturnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X