Banyak Masalah, Persoalan TPA Regional Mulai Teratasi

- Rabu, 26 Juni 2019 | 11:11 WIB

BANJARBARU - Selesai dibangun pada 2018, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Regional Banjarbakula banyak menghadapi masalah. Mulai dari kekurangan alat berat, ketersediaan listrik, hingga penolakan warga yang enggan angkutan sampah melintasi di daerah mereka.

Kondisi tersebut, membuat TPA yang beralamat di Jalan Gunung Kupang, Cempaka tersebut akhirnya berhenti beroperasi sementara. Setelah sebelumnya, sempat menerima sampah dari lima kabupaten/kota: Banjarbaru, Banjarmasin, Batola, Banjar dan Tanah Laut selama beberapa pekan.

Namun, semua masalah itu satu-persatu mulai teratasi. Untuk listrik, saat ini sudah tersedia. Begitu juga jalan, Pemko Banjarbaru tampak membukakan jalan alternatif untuk TPA Regional Banjarbakula. Di mana nantinya, pembangunan akan dilakukan oleh Pemprov Kalsel.

Hal itu terlihat saat rombongan Biro Komunikasi Publik Kepala Hubungan Masyarakat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPT) bersama Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Kalsel, Selasa (25/6) kemarin meninjau TPA tersebut.

Dalam kesempatan itu, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Kalsel, Muhammad Rizat Abidin mengatakan bahwa pihaknya akan mendukung keberlangsungan TPA yang pembangunannya menelan biaya Rp150 miliar tersebut. "Alat berat di sini juga kurang. Kabarnya, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya akan memberikan bantuan satu unit dozer dan ekskavator. Tinggal menunggu anggaran pengirimannya saja," katanya.

Dia berharap, TPA Banjarbakula dapat beroperasi dengan baik. Sebab, TPA tersebut dibangun sebagai dukungan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan persampahan.

"Kalsel kami pilih, karena mereka mengajukan usulan dengan memenuhi sejumlah persyaratan. Diantaranya, lokasinya memenuhi rencana tata ruang, sudah memiliki kajian analisis dampak lingkungan (Amdal), Unit Pengelola dan tersedianya lahan,” bebernya.

Pembangunan TPA Regional sendiri menurutnya lebih baik, dibandingkan dengan TPA milik kabupaten/kota. Sebab, dilengkapi teknologi sanitary landfill yang bertujuan menjaga kawasan sekitar tidak tercemar dari bau timbunan sampah.

"Biasanya TPA lain hanya buang sampai menumpuk. Kalau di TPA Regional, sampah dihampar lalu ditutupi tanah. Kemudian di atasnya dihampar sampah lagi dan ditutupi tanah. Begitu seterusnya sampai landfill penuh," ujarnya.

Selain itu, dia mengungkapkan TPA Regional juga dilengkapi alat pengolah air lindi yang dihasilkan sampah. Dengan alat itu, air yang keluar dari TPA menjadi bersih. "Dengan sistem ini saya yakin lingkungan di sekitar TPA tidak akan tercemar. Serta, tidak meninggalkan bau dan menyebabkan penyakit," ungkapnya.

Mengenai kapan TPA Regional akan beroperasi lagi. Kepala UPT TPA Regional Banjarbakula Sumadi menyampaikan, untuk beroperasi kembali mereka masih menunggu penyelesaian pembangunan jalan dan pengadaan alat berat. "Jalan sedang dibangun. Sementara pengadaan alat berat akan dianggarkan pada APBD Perubahan Kalsel. Dan ada tambahan dari kementerian," ujarnya.

Untuk listrik sendiri, dia menyebut hal itu sudah teratasi sebelum Ramadan tadi. "Sudah pasang PLN. Jadi listrik sudah aman," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X