Ditakuti Gerombolan Penjahat, Dijaga Manusia Gaib

- Kamis, 27 Juni 2019 | 11:02 WIB

Konon, Pulau Sawangi terbentuk setelah perkelahian antara buaya dan ular sawa. Pulau ini juga menyimpan banyak misteri yang hingga kini masih belum terpecahkan.

-- Oleh: Karyono, Batulicin --

 PULAU Sawangi terletak sekitar 1 KM saja dari Kota Batulicin. Jika hendak menuju kesana, pengunjung bisa menggunakan speed atau kelotok. Perjalanan menggunakan speed hanya ditempuh sekitar 10 menit dan kelotok sekitar 30 menit perjalanan. Pulau ini terlihat kecil, namun luasnya bisa mencapai ratusan hektare.

H Abdul Rahim (46), putra pribumi Pulau Sawangi menceritakan legenda terbentuknya Pulau Sawangi. Awalnya terjadi perkelahian antara buaya dan ular sawa di Muara Batulicin. Begitu ular sawa tewas, nyangkut diatas gusung (batu-batu bercampur tanah dan pasir) atau pulau-pulau kecil.

Pulau-pulau kecil tadi ditumbuhi tanaman hingga akhirnya menjadi sebuah pulau yang diberi nama Pulau Sawangi. Sementara buayanya larut terbaru arus sungai.

“Sampai sekarang memang menjadi sejarah, kenapa dinamakan Pulau Sawangi. Jadi bukan Pulau Sewangi seperti yang disebut kebanyakan orang. Sawa-nya itu wangi setelah terbentuk pulau,” ujar H Abdul Rahim dikediaman pribadinya di Jalan Pelabuhan Speed Desa Sejahtera Kecamatan Simpang Empat, kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Sekilas, orang akan melihat Pulau Sawangi memang menyerupai buaya. Namun jika diamati keseluruhan pulau tersebut memang menyerupai ular sawa.

Kembali diceritakan H Abdul Rahim, Pulau Sawangi menyimpan banyak misteri yang hingga kini belum terpecahkan. Rentetan kejadian dialami warga maupun keluarganya sendiri saat berada di pulau ini. Dia menceritakan beberapa contohnya.

“Tahun 1990, waktu saya masih duduk dibangku SMA, kami delapan orang, 2 guru dan 6 murid sekolah kemping di pulau itu. Selama dua hari dua malam, kami tersesat di sana. Padahal kemping kami dipinggir pantai sebelah timur,” cerita H Abdul Rahim.

Untungnya, waktu itu dia bersama yang lain membawa air minum dan makanan. Akhirnya dia ditemukan ibunya sendiri yang dikenal waktu itu sebagai orang pintar. “Waktu ditemukan, posisi kami berada di dekat kuburan habaib,” katanya.

Seorang warga Kotabaru juga pernah hilang selama satu minggu di pulau itu. Syukurnya, saat ditemukan lelaki itumasih dalam keadaan hidup, meski kondisi badannya sudah lemah. "Saat ditemukan, tubuh orang tua ini bersandar di kayu-kayu besar dalam hutan.

“Orang tua itu cerita katanya mutar-mutar saja di pulau itu. Setelah dua hari tersesat, dia sempat pingsan, namun setelah sadar dia mengaku dibawa orang ke dalam sebuah istana yang megah. Katanya disana banyak orang, pokoknya rame lah. Bahkan dia tidak mau pulang, katanya sudah ramai disana,” kenang H Abdul Rahim.

Masih cerita orang tua tadi, di dalam istana tersebut duduk seorang datuk bertubuh besar diatas kursi raja. “Datuknya ini bersorban dan jenggotnya panjang. Tubuhnya tinggi besar. Mungkin datuk ini yang menjaga pulau ini,” jelasnya.

Cerita menghilang ini juga dialami ibunya sendiri. Waktu tidur, tahu-tahu tubuhnya diangkat makhluk gaib. Waktu itu, H Abdul Rahim masih duduk dibangku SD. “Kalau ibu saya menghilangnya cuma satu hari satu malam saja. Ibunya mengaku dibawa ke dalam sebuah istana tempat datuk tadi,” terangnya seraya mengatakan kejadian orang sesat di pulau itu sudah banyak terjadi.

Menurutnya, jika berkunjung ke pulau ini tidak boleh mengeluarkan kata-kata yang jorok, apalagi menceritakan tentang perempuan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X