Tendangan Jarak Jauh Pemuda Banua ini Bikin Fachry Husaini Terpesona

- Sabtu, 29 Juni 2019 | 10:34 WIB

Barito Putera adalah klub pemasok pemain untuk timnas berbagai usia. Ada satu nama yang merupakan putra asli Banua. Siapakah dia?

-- M IDRIS JIAN SIDIK, Banjarmasin --

Wristband selalu melingkar di pergelangan tangan Rafly Ariyanto. Itulah ciri khasnya ketika bermain di atas lapangan. Gaya permainan eksplosif menusuk dari sayap kiri menjadi senjata andalannya. Didukung kemampuan menggiring bola yang aduhai, permainnya cukup menyita perhatian.

Putra pertama dari pasangan Slamet Mujiarto dan (alm) Anggriani, satu-satunya anak Banua yang dipanggil mengikuti Pelatnas U-18. Bukan pencapaian yang mudah. Serangkaian fase telah Ia jalani. Lantas, bagaimana ceritanya?

Sepekan lalu, penulis mengatur janji. Tak berselang lama, Rafly menanggapi. Ditemui di Mess Barito Putera U-18 Jalan Kuin Selatan, Banjarmasin Barat, Rafly baru pulang dari latihan rutin di Stadion 17 Mei.

Mengenakan kaos oblong dan celana training, Ia menyambut penulis dengan ramah. Duduk di sofa empuk, pembicaraan kami pun mengalir. Dia mengatakan berhasil menembus Timnas berawal dari performa impresif bersama Barito Putera U-16 musim 2018 lalu.

Namanya selalu mengisi starting eleven tiap laga. Tak jarang, dari kaki dan kepalanya gol penting tercipta. Berada di sekeliling pemain bintang, nyatanya tak melemahkan peruntungannya. Siapa sangka, Rafly mampu menarik perhatian Fachry Husaini. Pelatih yang menukangi Timnas U-18 saat ini.

April lalu, Rafly berangkat ke Jakarta. Bersama rekannya, M Febrian. Perjuangan dimulai. Pelatnas berlangsung kurang lebih sepekan-- 23 hingga 28 April. Rafly sudah menduga, seleksi berjalan ketat. Namun, kecemasannya tak terjadi di hari pertama. Secara umum, pemahaman pemain terhadap taktikal sangat dituntut. Selain fisik yang menjadi penunjang kualitas.

Rasa was-was justru melanda di hari kedua. Game internal dilangsungkan. Momen paling mendebarkan bagi setiap peserta seleksi. Lumrahnya, laga singkat tersebut bisa menjadi acuan tim pelatih. Itulah laga singkat yang menentukan apakah seorang pemain bertalenta.

Pemain mana yang tak khawatir. Pasca game internal selalu menjadi bahan pelatih menentukan pilihan. “Tegang pasti, bisa saja tak beruntung dan bermain jelek,” pikir Rafly.

Mental Rafly berbicara. Usaha kerasnya sejak musim lalu berbuah hasil. Potensinya langsung terlihat. Satu gol Ia ciptakan. Hebatnya, proses gol terjadi melalui cara yang teknikal. Sepakan jarak jauhnya membuat pelatih angkat topi. Dengan sepakan terukur, tanpa menonjolkan power. Istimewa.

“Bagus Rafly,” teriak Fachry dipinggir lapangan. Sontak, kepercayaan diri dan semangatnya menaik. Salah satu momen tak terlupakan bagi Rafly.

Selama menjalani seleksi, tak banyak aktivitas yang Ia lakukan. Pergi latihan, lalu kembali beristirahat. Hanya untuk sekedar menonton televisi atau menghabiskan waktu berselancar di dunia maya. YouTube paling dominan. Sore harinya, kolam renang selalu menjadi tempat paling nyaman.

Di tengah kegiatannya, sosok ayah selalu menjadi wadah curhat. Setiap hari Rafly selalu memberikan kabar. Sebelum dan seusai latihan menjadi agenda wajib berbagi cerita. Mengisahkan momen terbaik kepada orang terdekat adalah cara Rafly melewati masa krisis saat seleksi.

Sepekan seleksi berlalu begitu cepat. Rafly kembali ke Banjarmasin sembari menunggu kabar. Sangat mendebarkan menunggu hasil. Kurang lebih dua bulan jawaban yang ditunggu tiba. Selasa (25/6), surat dari PSSI diterima Barito Putera. Lima penggawa Barito Anum dapat jatah ke Tim Nasional U-18.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X