Gara-gara Duit Pembebasan Lahan, Bani Dibunuh Ipar dan Keponakan. Begini Kronologi Lengkapnya

- Kamis, 4 Juli 2019 | 08:31 WIB

BANJARMASIN - Arbani tak kuasa melawan maut. Nyawa lelaki 47 tahun itu tak tertolong setelah 2 jam lebih menerima penanganan medis Rumah Sakit Ulin. Warga Jalan Veteran kilometer 5,5 Kelurahan Sungai Lulut itu menjadi korban penganiayaan, kemarin (3/7) siang.

Pelakunya merupakan kakak ipar dan keponakan korban, Anang Susu dan Ifit. Usai dikeroyok, korban masih dalam keadaan sadar. Dia sempat berjalan untuk meminta pertolongan. Oleh rekanan BPK Daha, korban bergegas dievakuasi ke IGD.

Korban sempat kritis. Darah terus keluar dari beberapa mata luka. Paling serius di bagian pinggang bagian belakang sebelah kiri. Usus Bani pun terburai.

Dari penuturan kakak tertua korban, Miah, perkelahian keluarga itu dipicu masalah uang ganti rugi pembebasan lahan untuk proyek Jembatan Sungai Gardu.

Tanah yang berdiri di tepi Sungai Martapura tersebut merupakan peninggalan orang tua. Sekian tahun lamanya ditempati Dinah dan Roman, adiknya yang lain. Dinah kemudian menerima uang ganti rugi senilai Rp83 juta dan Roman Rp71 juta.

Sementara Bani, tak berniat menagih bagian, meski satu rupiah pun. Tapi dia berharap saudara yang lain ikut kebagian. "Berikan uang Rp10 juta buat kakak lainnya, kasihan. Saya tak meminta. Biar buat kakak Miah saja," kata perempuan 60 tahun itu menirukan ucapan korban.

Dinah cuek, tak mengiyakan, tak pula menolak. "Tapi Dinah malah marah-marah. Dia mengungkit cerita lama tentang Bani. Bani terpancing dan ribut," lanjutnya.

Seiring waktu berjalan, uang ganti rugi dicairkan pemerintah. Korban lalu menanyakan uang itu kepada suami Dinah, Anang Susu. Pertikaian melebar. Rupanya uang Rp10 juta itu menjadi awal petaka. Korban menjadi sasaran kemarahan. Ifit, putra Anang Susu pun ikut-ikutan menambah panas suasana.

Bani pun kerap diteror pelaku. Selasa (2/7) pada jam 11 malam, Bani dan Ifit terlibat keributan hingga polisi datang menengahi. Pemicunya, Ifit sengaja mondar-mandir memamerkan sepeda motor barunya di depan korban.

"Pas mau putar balik, Ifit jatuh bersama motornya. Bani kesal. Bukannya menolong, dia geram lalu menendang Honda CBR milik Ifit," bebernya. Meski berhasil ditenangkan, ayah dan anak itu masih menyimpan dendam.

Puncaknya, jam 11 siang kemarin, saat Bani mendorong gerobak untuk mengangkut barang pindahan Roman, tiba-tiba dia diserang Anang Susu dan Ifit dengan sajam. "Saya dengar dikeroyok pakai mandau dan parang. Tega benar mereka berdua. Membunuh keluarga sendiri," ucap Miah dengan pilu.

Istri korban, Jasmi, tak kuasa menahan tangis begitu mengetahui suaminya telah tiada. Perempuan 51 tahun itu syok berat. "Suami mati, bagaimana ini. Di Banjarmasin saya tak ada keluarga, Bagaimana ini, nak. Abah mati," ucapnya terus-menerus sambil memeluk putra semata wayangnya yang baru berusia 5 tahun.

Disebut Jasmi, Anang Susu memang tak pernah menyukai suaminya. Jasmi bahkan pernah mengajak suaminya untuk pindah saja ke Jawa. Kini, Jasmi menuntut hukuman berat bagi para pelaku.

Kapolsekta Banjarmasin Timur Kompol Uskiansyah diwakili Kasi Humas Aiptu Partogi mengatakan, kedua pelaku sedang diburu. "Kami masih mencari saksi. Informasi sementara, pelaku yang masih keluarga itu sedang diburu Tim Reskrim," sebut Partogi di kamar pemusalaran jenazah Rumah Sakit Ulin.

Gara-gara Duit Pembebasan Lahan

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tiga Terdakwa Suap di Paser Akui Bersalah

Sabtu, 20 April 2024 | 08:56 WIB
X