Waspada..! Cuaca 2019 Bakal Jadi Tahun Terpanas

- Minggu, 7 Juli 2019 | 08:48 WIB

BANJARMASIN - Beberapa hari terakhir beredar kabar bahwa fenomena El Nino diprediksi menjadikan tahun ini yang terpanas dalam sejarah dunia. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru meluruskan hal itu.

"Tahun ini cuaca memang diperkirakan lebih panas dari tahun lalu, tapi tidak sampai terpanas dalam sejarah dunia," kata Kepala Seksi Pengolahan Data pada BMKG Kalsel Stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru, Miftahul Munir.

Dia menjelaskan, berdasarkan data dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), 2019 akan menjadi tahun terpanas peringkat tiga semenjak dilakukan pencatatan pada 1880. "Jadi bukan terpanas dalam sejarah dunia. Melainkan, terpanas peringkat ketiga," jelasnya.

Lanjutnya, berdasarkan catatan NOAA sejak 1880, cuaca terpanas dalam hitungan tahun terjadi pada 2016. Sedangkan, terpanas kedua pada 2017. "Tapi kalau hitungan bulan, Juni 2019 menjadi Juni terpanas semenjak 1880," ucapnya.

Cuaca panas sendiri menurutnya bukan hanya dipengaruhi oleh adanya El Nino. Akan tetapi, dikarenakan tren global warming. "Kalau hanya El Nino, mungkin bisa menyebabkan sebagian besar Indonesia panas. Tetapi di negara lain, seperti Amerika malah bisa terjadi hujan di atas rata-rata," ujarnya.

Untuk tahun ini, Munir menyebut kemungkinan terjadi El Nino ringan atau moderate. Akan tetapi, dampaknya belum terasa lantaran suhu muka laut di Indonesia masih panas. "Pengaruhnya masih terhambat, karena tingginya suhu muka laut Indonesia," bebernya.

Dengan adanya El Nino Moderat, dia memprakirakan musim kemarau kali ini kemungkinan lebih panas dibandingkan tahun lalu. "El Nino kriteria moderat biasanya membuat suhu bertambah satu sampai dua derajat celcius dari biasanya," paparnya.

Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Wahyuddin, menuturkan dengan adanya El Nino Moderat maka masyarakat bersama stakeholder terkait perlu berwaspada. Sebab, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dikhawatirkan meningkat dibanding tahun sebelumnya.

"El Nino Moderat ini sama seperti El Nino. Sama-sama mengakibatkan suhu lebih panas dari biasanya. Untuk itu, kami prediksi karhutla akan meningkat dari tahun lalu," ucapnya.

Guna mengantisipasi bencana karhutla, dia menyampaikan BPBD Kalsel telah melakukan berbagai persiapan. Di antaranya, menyiagakan satuan tugas (Satgas) Karhutla sejak Senin (1/7) tadi. "Sekarang satgas sudah berada di posko-posko yang sudah tersedia. Guna mengantisipasi karhutla," katanya.

Dia mengungkapkan, ada lima posko yang sudah disiapkan oleh BPBD Kalsel untuk siaga karhutla. Di mana semuanya ditempatkan di lokasi rawan kebakaran. Dengan harapan saat ada musibah bisa cepat diatasi.

Yakni, di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum untuk wilayah Kabupaten Banjar, Kecamatan Alalak untuk Kabupaten Batola, Kecamatan Bati-Bati untuk Tanah Laut, Wilayah Guntung Damar untuk Kota Banjarbaru dan satu posko di Kantor BPBD Provinsi Kalsel.

Bukan hanya pembukaan posko, pria yang akrab disapa Ujud ini menyampaikan bahwa pihaknya juga sedang mengurus kedatangan heli water bombing. "Heli sudah kita ajukan ke pusat, bulan ini mau dikirim tiga unit," ucapnya.

Ditambahkannya, tiga unit pertama merupakan tahapan awal kedatangan heli. Ke depan masih ada dua tahapan lagi. "Total ada sembilan heli yang kami ajukan," beber Ujud.

Ditanya, daerah mana saja yang berpotensi terjadi karhutla. Dia menyebut, total ada lima kabupaten/kota yang mereka anggap rawan. Yaitu, Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Batola dan Tapin. "Setiap tahun, karhutla selalu terjadi di lima daerah ini. Lantaran banyak ditemukan kawasan hutan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X