Terpaksa Tolak Pesanan Ribuan Tas, Pengrajin Kampung Purun Masih Kesulitan Bikin Motif

- Senin, 8 Juli 2019 | 09:38 WIB

BANJARBARU - Sejak 2016, Kelurahan Palam, Cempaka, dikembangkan menjadi destinasi wisata Kampung Purun. Sebab, sebagian besar warganya merupakan perajin purun. Sayangnya, hingga kini kemampuan mereka ternyata masih terbatas.

Hal itu diakui Kartinah, 40, salah seorang warga sekitar yang juga sebagai perajin purun. Dia mengungkapkan, sampai saat ini banyak dari mereka kesulitan membuat motif. "Cuma sedikit perajin yang bisa membuat motif. Padahal, para pemesan banyak minta dibuatkan motif sesuai selera mereka," katanya.

Kalau pesanan hanya sedikit, Kartinah menyebut para perajin di Kampung Purun kemungkinan bisa mengerjakannya sesuai motif yang diminta. Namun, jika pesanan sampai ribuan mereka terpaksa memilih untuk menolaknya.

"Kami tidak berani kalau menerima banyak pesanan yang bermotif, karena hanya sedikit perajin yang bisa membuatnya. Nanti, malah tidak selesai-selesai," ujarnya.

Seperti halnya pada Puncak Harganas 2019 tadi. Dia mengungkapkan, panitia sebenarnya meminta para perajin di Kampung Purun membuatkan dua ribu tas, namun hal itu tidak bisa mereka sanggupi. "Mereka minta tasnya ada motif bertuliskan Harganas. Sementara, di sini tidak banyak perajin yang bisa," ungkapnya.

Kartinah menyampaikan, para perajin di Kampung Purun sebagian besar hanya bisa membuat motif standar sesuai yang mereka dapatkan di pelatihan yang difasilitasi oleh Pusat Layanan Usaha Terpadu KUMKM Kota Banjarbaru.

"Saya saja baru ikut pelatihan dua kali, jadi tidak banyak motif yang kerajinan purun yang bisa saya buat," ucapnya.

Secara terpisah, Koordinator Konsultan Pendamping PLUT KUMKM Banjarbaru Rizla Syahrianoor tak menampik jika motif anyaman purun para perajin masih terbatas. Akibat keterbatasan kemampuan dan sarana yang dimiliki. "Saat ini produk yang dipasarkan memang kebanyakan masih dalam bentuk setengah jadi," bebernya.

Apalagi jika diminta membuat motif tulisan dalam bentuk anyaman, seperti yang diminta panitia Harganas, menurutnya hal itu sangat sulit. "Kalau tulisan memang susah dianyam Mas. Perajin senior dari HSU dan Batola pun mungkin tidak bisa," ujarnya.

Meski begitu, dia menyampaikan Pemko Banjarbaru terus meningkatkan kemampuan para perajin. Seperti halnya tahun ini, melalui CSR PLN Peduli para perajin purun tengah dilatih teknik penganyaman dan membuat motif di PLUT KUMKM Banjarbaru.

"Pelatihan diberikan kepada 20 peserta dari dua kelompok perajin purun di Kampung Purun. Sudah dua tahap pelatihan yang terlaksana. Dalam waktu dekat akan digelar tahap ketiga," pungkasnya. (ris/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X