Bangun Kampung Bambu Hingga Operasi Semut

- Rabu, 10 Juli 2019 | 10:18 WIB

PT Arutmin Indonesia secara serentak memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) sedunia, Rabu (26/6) tadi. Semua site yang beroperasi di Kalsel melayangkan program Corporate Social Responsibility (CSR) di bidang lingkungan.

---

TAHUN 2019 ini United Nation Environment mengangkat tema Kendalikan Polusi Udara (Beat Air Pollution). Sedangkan tema secara Nasional yang diangkat oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yaitu “Biru Langitku Hijau Bumiku”.

PT Arutmin Indonesia mengimplementasikannya di Banua. Seperti PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap melaksanakan upacara pembukaan di Embung Pertanian Desa Mekarsari, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut yang sekaligus merupakan peresmian program CSR PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap.

Arutmin membentuk program Kampung Bambu yang berlokasi di Desa Mekarsari. Tidak hanya karyawan, namun kontraktor dan masyarakat dengan segala lapisan juga terlibat dalam agenda upaya pengendalian polusi udara dan konservasi air dengan aksi penanaman 5000 batang pohon bambu yang diawali area Embung Pertanian Desa Mekarsari.

Penanaman pohon bambu diharapkan menjadi salah satu fungsi pengendalian polusi udara di area PT Arutmin Indonesia Tambang Kintap. Menurut penelitian tanaman bambu dapat tumbuh dengan relatif cepat berkisar 3 sampai 4 tahun.

Selain itu, tanaman bambu memiliki daya serap karbondioksida yang lebih besar dari pada tanaman kayu-kayuan atau buah-buahan. Studi menunjukkan bahwa satu hektar tanaman bambu dapat menyerap lebih dari 12 ton karbon dioksida (CO2) di udara.

Tanaman bambu juga menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi krisis ketersediaan air tanah, karena tanaman bambu memiliki akar rimpang yang sangat kuat yang menjadikan bambu dapat mengikat tanah dan air dengan baik.

Jika dibangdingkan dengan pepohonan lain yang pada umumnya hanya menyerap air hujan 35-40% air hujan, tanaman bambu dapat menyerap air hujan hingga 90 % sehingga cadangan air tanah yang dihasilkan dari penanaman bambu akan lebih besar.

Disisi lain penanaman bambu merupakan salah satu upaya konservasi lingkungan yang berbasis masyarakat, karena masyarakat ikut berperan aktif dalam merawat dan melestarikan tanaman bambu guna mereduksi polusi udara dan konservasi air tanah.

Nah, di Sektor Asam-asam juga memperingati HLH 2019. Peringatan HLH ini melibatkan semua mitra kerja PT Arutmin Indonesia dan para siswa serta para Guru UPTD SDN 03 Asam-asam. Ada beberapa kegiatan digelar seperti Pengukuhan AVG (Asam-asam Volunteer Group) dan penanaman jenis tanaman pantai dan mangrove.

“Penanaman pohon dan mengelola lingkungan yang baik harus kita lakukan setiap saat dan di setiap tempat, tidak hanya pada saat peringatan HLH setiap tahunnya saja,” ujar Reza, perwakilan Site Asam-asam.

Di Satui juga digelar peringatan HLH 2019. Lokasinya dilaksanakan di Pantai Batu Buaya, Desa Sungai Cuka. Manajemen dan karyawan PT Arutmin Indonesia Tambang Satui, karyawan kontraktor (PT Cakrawala Langit Sejahtera, PT Darma Henwa, PT PAMA, PT Karya Sejahtera, PT Thiess Contractor Indonesia, PT Green Persada Enviro), Kepala Desa Sungai Cuka dan Aparat Desa serta Pam Obvitnas turun memperingati HLH 2019.

Kegiatan yang digelar seperti apel, konfigurasi B-CSR & Simbol Beat Air Pollution, operasi semut (bersih-bersih pantai), penanaman di pantai (total 150 lubang) dengan jenis tanaman adalah ketapang, cemara dan kelapa serta lomba cerdas cermat ranking 1.

Sementara di PT Arutmin Indonesia - North Pulau Laut Coal Terminal (PT AI-NPLCT) digelar penanaman pohon, lomba mancing ikan sekaligus kampanye HLHD untuk pengurangan bahan kemasan berbentuk plastik (makanan atau minuman) dan memperlihatkan kualitas air tawar NPLCT karena ikan bisa hidup dan berkembang dengan baik maka asumsinya kualitas air tawar juga baik. (ist/mat/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X