Banua Local Pride, Geliat Anak Muda Kalsel mengenalkan Brand Lokal

- Rabu, 10 Juli 2019 | 11:15 WIB

Berbisnis di industri yang sama. Sekumpulan anak muda Banua membentuk perkumpulan. Meski berbeda brand, tak ada persaingan. Mereka sama-sama memajukan merek lokal.

-- Oleh: MUHAMMAD RIFANI, Banjarbaru --

Merek lokal kian dikenal. Itulah mungkin kalimat yang tepat merepresentasikan industri clothing Indonesia sekarang. Di Banua pun, wabah bangga menggunakan ataupun membangun brand lokal kian tumbuh.

Ini bukan tak beralasan. Pasalnya, tercatat ada lebih dari 30 brand lokal yang mengudara dalam industri ini. Mulai dari kaos, celana, topi, tas hingga sepatu diproduksi para pelaku industri kreatif ini.

Merasa punya kesamaan jalur bisnis, brand-brand asal Banua ini membentuk perkumpulan. Mereka menyebutnya Banua Local Pride (BLP). Total ada 35 brand berbagai jenis dan tema yang tergabung.

Menurut dua orang founder BLP, M Miradzie alias Azie "mrdz" dan Jazuli Rahman alias Ijong "Little Dreamer". BLP digagas untuk menyatukan visi. Visinya jelas: memajukan dan mengenalkan lebih luas brand lokal umumnya, brand banua khususnya.

Diterangkan Azie, BLP tercetus sekitar delapan bulan lalu. Tepatnya kisahnya ketika ia dan beberapa brand banua lainnya mengikuti sebuah gelaran event di Murjani.

"Kita ini punya brand ada yang dari tahun 2012. Tapi antar brand di Banua ini malah jarang saling kenal. Padahal satu daerah, kesannya seperti main sendiri-sendiri. Akhirnya saya, Ijong dan bersama beberapa rekan tercetus mau membentuk wadah," bukanya.

Saat itu kata Azie, selain ia dan Ijong. Turut ada empat anak muda pemilik brand Kalsel lainnya yang berpartisipasi. Yakni Ridho "Ucok" Fahlevi dari Furze, lalu M Fajrin alias Sultan Tanjung dari Antipop, Aulia Rahman alias Ilung dari Blob dan Mas Wid dari Khalifah.

"Kita sepakat buat bangun BLP. Lambat laun rekan-rekan yang punya brand orisinil sendiri kita ajak. Alhamdulillah sekarang sudah ada sekitar 35 brand yang bergabung," cerita Azie.

Berbisnis di satu ekosistem tentu tetap sebuah kompetisi. Namun tegas Ijong, di BLP mereka ingin mengikis persaingan bisnis yang tidak fair.

"Kita memang berbeda-beda brand bahkan daerah. Ada dari Banjarmasin Banjarbaru hingga Tabalaong. Tapi kita satu visi untuk saling support antar brand lokal. Ini juga untuk memajukan ekonomi kreatif Kalsel," bebernya.

Bahkan klaim Ijong, dengan bergabungnya brand-brand di satu wadah. Banyak dampak positif yang mereka kantongi. Selain silaturahmi antar pemilik, BLP ujarnya jadi tempat saling sharing dan bertukar pikiran.

"Kami melihat bahwa banyak rekan atau anak muda di Kalsel yang berniat membuat brand sendirim Tapi kadang bingung harus memulainya dari mana dan memasarkannha. Nah di BLP inilah kita coba mengakomodir itu, misalnya bisa menitip jualan di toko-toko rekan atau sharing soal market," katanya.

Adanya BLP pun tambah Azie juga membuat mereka lebih banyak masuk dalam sebuah event atau acara. Semisal katanya yang baru-baru tadi di gelaran Bazar UMKM di Lapangan Murjani Banjarbaru dari 3-7 Juli.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X