BANJARMASIN - Pengalihan arus kendaraan sebagai imbas dari pembangunan Jembatan Alalak I kembali mengundang polemik. Kali ini bukan dari Jembatan Alalak II yang portalnya kerap ditabrak. Melainkan dari Jalan Cemara Ujung. Tepatnya di Jalan Simpang Adhyaksa.
Beberapa hari yang lewat, jalan alternatif untuk menuju Jalan Adhyaksa ditutup warga setempat. Menggunakan portal besi, komplet dengan larangan melintas. Persis menuju Jalan Simpang Adhyaksa RT 06. Dampaknya mengenai pengendara dari arah Jalan Tembus Perumnas dan Handil Bakti.
"Kami ingin mencegah kemacetan. Tapi warga malah menutup rute alternatif itu," ujar Kepala Dinas Perhubungan Banjarmasin Ichwan Noor Chalik, kemarin (10/7).
Ditambahkannya, Dishub sudah mengeluarkan surat peringatan kepada warga setempat. Agar segera membuka portal itu. "Sudah disurati. Memberi tahu kalau perbuatan itu dilarang undang-undang. Kami persuasif saja, karena takut ada gesekan dengan masyarakat," imbuhnya.
Dishub memang sempat memasang pemisah jalan beton. Gunanya untuk menghalangi kendaraan roda empat atau lebih melintas. Karena jalur itu hanya untuk kendaraan roda dua. "Tapi sudah kami angkut. Karena warga menutup jalan dengan membuat portal sendiri," jelasnya.
Saat dikonfirmasi ke ketua RT setempat, orangnya sedang tak ada di rumah. "Ketua RT sedang di Banjarbaru, tidak ada di rumah. Memangnya kenapa? Buat apa masalah ini diberitakan," kecam warga setempat kepada Radar Banjarmasin.
Menurut warga, akses itu jalan kompleks, bukan jalan umum. Jadi mereka mempunyai hak untuk menutup jalan itu. "Apa urusan Dishub melarang kami memasang portal? Ini jalan komplek," tegas warga lainnya.
Namun, tak semua warga di sana setuju atas tindakan tersebut. "Warga sini sebenarnya banyak yang tak setuju. Karena malah menyusahkan warga yang hendak melintas," pungkas warga yang enggan namanya dikorankan. (mr-154/fud/ema)
