Orang Tua Tak Punya Biaya, Tubuh Sudah Ditumbuhi Jamur

- Jumat, 12 Juli 2019 | 11:12 WIB

Jika anak remaja lainnya bermain dengan teman sebayanya, Siti Sarah harus berjuang melawan penyakitnya.

-- Oleh; RASIDI FADLI, Rantau ---

Siti Sarah adalah anak kedelapan dari pasangan Taufik dan Noorjannah didiagnosa menderita gagal ginjal terminal. Yang menyedihkan, pasangan ini tak sanggup lagi membiayai pengobatan anaknya.

"Di hitung-hitung biayanya sekitar 25 juta rupiah," ucap Noorjannah yang setiap hari menunggu Sarah di RS Datu Sanggul Rantau, Kamis (11/7). Yang lebih gawat, Noorjannah mengaku tidak memiliki BPJS.

"Saya tidak membuat BPJS, karena takut tidak bisa membayar iuran perbulannya," aku perempuan berusia 52 tahun itu.

Alasannya cukup sederhana. Karena waktu pendaftaran ia merasa banyak anak dan berpikiran akan semakin banyak yang dibayar, hingga mengurungkan niatnya mendaftarkan keluarganya.

"Hal inilah yang membuat saya tidak ingin membuat BPJS," kata warga Desa Pematang Karangan Hulu Kecamatan Tapin Tengah Kabupaten Tapin.

Sebelumnya gadis berusia 15 tahun ini sudah dua pekan berada di ruang ICCU RS Datu Sanggul Rantau. "Awalnya anak bungsu saya panas disertai kejang-kejang tidak henti-hentinya, karena itu langsung saya bawa ke Puskesmas Tapin Tengah," katanya.

Atas saran petugas di Puskesmas, anaknya harus segera dirujuk ke RS Datu Sanggul untuk penangangan lebih lanjut. "Waktu itu hasil pemeriksaan di puskesmas hanya asam lambung, tapi setelah diperiksa di RS ternyata mengalami indikasi gagal ginjal," akunya.

Diakui ibu delapan orang anak ini, sejak kecil Sarah sudah sering sakit. Anak bungsunya itu bahkan di sekolah tidak bisa terus berpikir.

"Umur 15 tahun ini ia masih duduk di kelas dua SD, seharusnya sudah SMA, itu karena ia sendiri yang tidak mau dinaikkan, karena selalu pusing kalau berpikir," bebernya. Sarah menurutnya tergolong anak yang rajin, kalau di rumah ia selalu membantu pekerjaan rumah seperti memasak dan bersih-bersih.

Noorjannah hanya bisa pasrah dengan apa yang dialami anaknya. Ia tidak bisa keluar ruangan ICCU karena harus menjaga anaknya setiap hari. "Jadi, mau minta bantuan ke mana, saya juga bingung, sedangkan kakak Siti Sarah yang sudah mempunyai keluarga juga tergolong tidak mampu," ceritanya.

Namun, ia sedikit bisa bernafas lega karena sejak seminggu yang lalu ada bantuan dari komunitas peduli Tapin (Kopeta) yang sudah melakukan penggalangan dana dalam beberapa hari ini. "Hasil penggalangan dana yang kami lakukan, sementara ini terkumpul sebesar 16.878.000 rupiah," ucap Sekretaris Kopeta, Rininta.

Rininta mengaku bahwa komunitasnya mengetahui Siti Sarah terbaring di ruang ICCU, berkat informasi dari RS Datu Sanggul Rantau. "Memang sebelumnya sudah beberapa kali kerja sama dengan rumah sakit, jadi kalau ada pasien yang kurang mampu, mereka langsung menghubungi kami untuk meminta bantuan," katanya.

Segenap bantuan sudah dilakukan Kopeta yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Tapin untuk mendaftarkan Siti Sarah masuk program JKN KIS, agar pengobatannya dibiayai oleh BPJS. "Tetapi karena peserta baru, penjaminan baru dapat diberikan 14 hari setelah mendaftar," katanya, yang memberitahukan bahwa selama perawatan di RS Datu Sanggul, Siti Sarah ditanggung oleh Pemerintah Daerah.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X