Di Kotabaru, BPK Temukan Banyak Potensi Kerugian Negara, Sekda: Hanya Salah Hitung

- Senin, 15 Juli 2019 | 10:45 WIB

KOTABARU - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan potensi kerugian negara pada proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan Pemkab Kotabaru tahun 2018 tadi. Termasuk proyek yang dianggarkan oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai belasan miliar rupiah.

Dari kabar yang diterima Radar Banjarmasin, hampir semua proyek di Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kotabaru ditemukan kelebihan hitung nilai pekerjaan. Temuan nominal yang besar ada di proyek-proyek yang berada di daratan Pulau Kalimantan, mencapai ratusan juta.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA), Jhoni Anwar membenarkan hal ini. Namun dia mengaku lupa detail berapa nominal selisih hitungnya. "Sama inspektorat kalau itu," ujarnya.

Bagaimana kondisi di lapangan proyek-proyek Bina Marga? Sekadar diketahui, tahun 2018 tadi, BMSDA melaksanakan banyak proyek perbaikan jalan. Terbagi dalam tiga wilayah: Pulau Laut, Pulau Sebuku dan Pulau Kalimantan.

Di Pulau Kalimantan, Radar Banjarmasin di awal Juli tadi berkesempatan melihat dari dekat kondisi hasil pekerjaan-pekerjaan tersebut. Paling dekat ada pengaspalan jalan ke Terminal Kelumpang Hilir.

Proyek pengaspalan jalan 0,3 kilometer tersebut sekilas terlihat baik. Namun ketika didekati, kualitas aspalnya rendah. Di beberapa ruas, wartawan bisa mengupas bagian aspal dengan jari. Proyek ini dinyatakan selesai seratus persen.

Tidak jauh dari sana, masih di Kelumpang Hilir, juga ada pengaspalan jalan Ratu Intan Serongga. Nilainya Rp2,6 M. Dinyatakan selesai seratus persen. Namun fakta lapangan, banyak sekali lubang-lubang bekas cutting yang belum diaspal.

Naik ke atas di Kecamatan Hampang. Juga ada pengaspalan jalan Hampang ke Gadang. Nilainya Rp3,5 M. Dinyatakan selesai seratus persen. Di lapangan, beberapa ruas sudah rusak.

"Kalau bisa yang rusak-rusak diperbaiki cepat. Tambah rusak kalau dibiarkan nanti," kata Rahadiansyah warga Hampang. Dia mengaku kecewa melihat kualitas pekerjaan, walau dia juga mengaku itu sudah jauh lebih baik dibanding tahun-tahun lalu, saat jalan masih tanah dan hamparan kerikil.

Di Kecamatan Sungai Durian, pekerjaan jalan sepanjang 7,5 kilometer juga sudah rusak. Di daerah kilometer satu sampai kilometer dua. Beberapa ruas jalan amblas, aspalnya pun retak.

Proyek ini sama dengan di Hampang. Juga dinyatakan selesai seratus persen. Anggaran Sungai Durian berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Nilai proyeknya Rp19,6 M.

Menariknya, perbaikan ruas jalan Magalau sepanjang 5,5 kilometer dengan nilai Rp9,6 M, kualitasnya lebih baik daripada Sungai Durian. Padahal dua proyek ini dikerjakan oleh pekerja yang sama, material dan alat juga sama. Hanya catatan, lokasi pengolahan aspal memang lebih dekat ke Magalau.

Apa tanggapan Jhoni terkait fakta-fakta lapangan itu? Untuk jalan yang belum selesai pengaspalannya, kontraktor katanya telah diminta segera memperbaiki. Seperti ruas jalan Ratu Intan Serongga.

Sudah hampir setengah tahun, tapi di awal Juli ruas jalan yang rusak di Ratu Intan belum diaspal. Baru proses cutting: aspal rusak dipotong persegi. Jhoni pun meminta jawaban ke bawahannya yang menangani wilayah tersebut, Sony.

Dari bawahannya itu disampaikan, jika kontraktor rata-rata menunggu proyek pengaspalan tahun ini berjalan. Mereka akan membeli aspal dari proyek baru untuk memperbaiki yang rusak tadi. Alasannya, jika membuat aspal sendiri biayanya akan jauh lebih mahal.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X