SMA PGRI 7 Cuma Kebagian 11 Siswa, Kepala Sekolah: Sejak Saya Mengajar, Ini Tahun Terburuk

- Rabu, 17 Juli 2019 | 10:04 WIB

BANJARMASIN - Imbas kebijakan aturan pusat tentang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK di Kalsel berdampak terhadap sekolah swasta. Di Banjarmasin, sejumlah SMA swasta masih kekurangan siswa. Misalnya SMA PGRI 7 Banjarmasin yang hanya mendapatkan 11 orang siswa.

“Sampai hari ini baru 11 orang siswa yang mendaftar,” tutur Kepala Sekolah SMA PGRI 7 Banjarmasin, Syahrani, Selasa (16/7) siang.

Tahun ini menurutnya, animo siswa yang mendaftar semakin parah. Tahun 2017 lalu ada masih ada 40 orang sedangkan tahun 2018 naik menjadi 46 orang. “Semenjak saya mengajar tahun 2006, tahun 2019 ini yang paling terpuruk,” ucapnya lirih.

Menurutnya, penurunan ini disebabkan banyak hal, diantaranya sistem zonasi serta kebijakan pusat mengenai "kartu sakti" atau Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang bisa disertakan untuk mendaftar bagi siswa yang kurang mampu. Mereka bisa mendaftar di sekolah-sekolah negeri. “Kabar yang didapat, sekolah negeri membuka kelas baru,” tengaranya.

Lalu apakah aktivitas belajar-mengajar akan terus berjalan? Dia mengamini. "Tapi kami akan membicarakan hal ini dengan pihak yayasan," ucapnya.

Sementara itu, nasib yang lebih baik dimiliki SMA PGRI 1 Banjarmasin. Kepala Sekolah Edy Kisworo mengatakan jumlah siswa yang mendaftar masih bisa memenuhi satu kelas. “Tahun ini 23 orang yang mendaftar,” ucapnya.

Memang jumlah ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2017 jumlah pendaftar di sekolah yang berada di Jalan Sultan Adam Banjarmasin ini bahkan sempat sebanyak 80 siswa. Penurunan kemudian mulai terjadi di 2018, SMA PGRI 1 hanya mendapatkan 54 siswa.

Menurunnya jumlah siswa secara signifikan membuat pihaknya gamang dengan metode Penerapan kurikulum 2013 yang mengharuskan penerapan jurusan. Untuk menyiasati ini, sekolah akan merundingkan dengan seluruh siswa.

“Kita menyebarkan angket kepada siswa, jurusan apa yang diminati itu yang akan kita buat,” pungkasnya.

Berbeda nasibnya dengan SMA PGRI 2. Sekolah ini lebih beruntung dibandingkan sekolah swasta lainnya. Meski animo pendaftar mengalami penurunan, tapi tidak terlalu signifikan. “Jumlah siswa yang kita terima tahun ini 103 orang,” kata Kepsek H Husaini.

Masa kejayaan SMA PGRI 2 sebagaimana sekolah PGRI lainnya, memang sudah berlalu. Di masa jayanya tahun 1990, jumlah pendaftar bahkan sampai 1.000 orang. Semenjak diangkat oleh yayasan menjadi kepsek di sekolah tersebut tahun 2014 silam, Husaini mengatakan dia tetap berupaya agar sekolah tersebut tetap diminati masyarakat.

Apalagi lokasi bangunan SMA PGRI 2 berada di lingkungan yang strategis di Banjarmasin Barat. Lahan bangunan juga luas. “Lingkungan dan kondisi sekolah yang bagus lebih menarik minat para orangtua untuk mendaftarkan anaknya,” pungkasnya.

Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Provinsi Kalsel, Hj Mardiana, mengatakan ada beberapa faktor kenapa orang lebih memilih sekolah negeri ketimbang swasta. Pertama faktor biaya sekolah. "Masyarakat tentu memilih yang gratis," ucapnya.

Kemudian faktor zonasi. Mski nilainya tinggi tapi siswa tetap harus mencari sekolah yang paling dekat dengan tempat tinggalnya.

Kemudian faktor fasilitas pembiayaan, semacam Kartu Indonesia Pintar (KIP). "Ini memberikan kemudahan bagi warga kurang mampu untuk bersekolah di negeri," ujarnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X