Dua Mahasiswa Aussie Kepincut Jadi Relawan Bekantan

- Kamis, 18 Juli 2019 | 12:04 WIB

Pusat rehabilitasi Bekantan di Sungai Miai kedatangan dua mahasiswa asal Australia. Lucy Gill dan Lachlan Burgess. Dalam sepekan ini, mereka menjadi magang di Sahabat Bekantan Indonesia.

-- Oleh: FAHRIADI NUR, Banjarmasin --

Lucy Gill lebih suka disapa Luce. Sedangkan Lachlan Burgess akrab dengan panggilan Lachie. Keduanya kuliah di University of Newcastle (UON), Australia.

Kedua anak muda ini sama-sama terpikat dengan bekantan. Mereka menaruh hati kepada primata bernama latin Nasalis Larvatus itu sejak pertama kali melihatnya dua pekan lalu. Saat mengunjungi pusat rehabilitasi bersama rombongan mahasiswa lainnya.

Kala itu Luce dan Lachie datang bersama 24 teman kuliahnya dalam program summercourse yang digelar universitasnya. Mereka didampingi Profesor Tim Roberts sebagai koordinator. Kunjungan berakhir, rombongan meninggalkan Banjarmasin.

Tapi keduanya memilih kembali. Mereka ingin mengenal lebih jauh tentang primata endemik Kalimantan yang terancam punah tersebut. "Tidak banyak yang tahu tentang bekantan. Orang justru hanya banyak mengenal orang utan. Termasuk saya sendiri," ucap perempuan 21 tahun itu.

Bekantan memang tak ada di tempat lain. Sejauh ini, cuma ditemukan di Kalimantan. Keduanya lantas mengambil program magang. Kala itu mereka sudah berada di Jakarta. Hendak pulang ke Australia.

"Primata yang satu ini begitu unik. Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang bekantan. Untuk dibawa pulang agar bisa mengedukasi banyak orang Australia," tuturnya.

Luce punya keyakinan kuat. Apa yang dilakukannya sekarang akan bermanfaat bagi kehidupan. "Aku menyukai bidang konservasi," kata perempuan yang hobi menjahit itu.

Lalu, bagaimana dengan Lachie, apa yang membuatnya tertarik? Alasannya tak jauh berbeda dengan Luce. Apalagi ia memang punya ketertarikan dengan dunia konservasi sejak kecil. Dia suka bertualang di alam liar.

"Karena itu saya ingin terlibat di konservasi ini. Memahami dan mempelajari karakteristik bekantan," sebutnya. Lachie juga masih berusia 21 tahun.

Sama sepeti Luce, sebelumnya Lachie juga tak pernah melihat bekantan. Dia begitu antusias dengan program magang ini.

"Bekantan merupakan spesies yang menarik. Tapi saya tidak tahu banyak tentangnya. Karena tidak ada di Australia. Kami belajar banyak di sini. Sungguh menarik," ungkapnya.

Di UON sendiri, muda-mudi ini mengambil jurusan Bachelor of Environmental Science, majoring in Ecosystems and Biodiversity. Fokus pada ekosistem dan lingkungan. Magang itu akan berakhir, Selasa (23/7) nanti.

Ketua SBI Amelia Rezeki menyebut, selain beraktivitas di pusat rehabilitasi, mereka juga akan berbagi pengalaman kepada anak SD. Juga bakal terjun langsung ke habitat asli bekantan di kawasan muara Sungai Barito. "Mereka akan menjalani aktivitas layaknya relawan di sini," katanya. (fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X