Polemik Motoris Kelotok Siring Menara Pandang, Bagaimana Respon DPRD Banjarmasin?

- Jumat, 19 Juli 2019 | 11:01 WIB

BANJARMASIN - Pekan lalu, Komunitas Motoris Siring Menara Pandang Pierre Tendean mengirim surat. Ditujukan kepada Wali Kota dan Ketua DPRD Banjarmasin. Isinya, sudah dibaca oleh Ananda. Apa responsnya?

"Tadi (kemarin, red) saya sudah bertemu dengan Pak Wali Kota. Dalam kesempatan itu, saya membicarakan isi surat itu," katanya.

Biar tahu saja. Surat itu berisi keluhan para motoris kelotok wisata di Siring Menara Pandang. Mereka diancam bakal dicabut izin beroperasinya oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Banjarmasin lantaran dianggap tak mematuhi instruksi.

Instruksi yang dimaksud adalah arahan dari Dishub agar motoris kelotok bergabung dengan Koperasi Maju Karya Bersama. Pengucur dana pinjaman untuk merombak desain kelotok.

Persoalan pun muncul. Lantaran Komunitas Motoris Siring Menara Pandang menolak untuk bergabung. Seperti yang dilakukan motoris di kawasan Patung Bekantan. Mereka tak ingin berutang.

Dishub akhirnya mengirim surat teguran. Mulai dari yang kesatu, kedua, hingga ketiga. Tapi, motoris tetap menolak. Mereka memilih mengadu ke wali kota dan DPRD.

DPRD tak mau tinggal diam. Dari hasil pertemuan dengan Ibnu Sina, Ananda berjanji akan menengahi polemik itu. "Dalam waktu dekat, kami akan memanggil semua pihak. Kami ingin mendengar langsung apa yang dipersoalkan. Supaya bisa cari solusi sama-sama," ucapnya.

Ananda tak mau polemik ini makin memanas. Apalagi Dishub sudah melayangkan surat teguran ketiga. Berdasarkan isinya, motoris diberi deadline hingga 23 Juli ini. Kalau tak bergabung juga maka akan ditindak pada Agustus. "Insya Allah akan ada solusi terbaik. Asalkan, pihak-pihak terkait ngobrol dan saling memahami," katanya.

Kepala Dishub Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik tak mau lagi berkomentar banyak. Dia memilih diam.
Sebelumnya, Ketua Komunitas Motoris Siring Menara Pandang Pierre Tandean, Burhan menyebut alasan tak mau bergabung dengan koperasi. Mereka tak mau terjerat utang. "Kami tidak mau masuk koperasi karena tak ingin berutang," ungkapnya.

Dishub sebenarnya punya tujuan baik. Mereka meminta motoris di Siring Menara Pandang untuk bergabung dengan koperasi. Agar bisa mengambil pinjaman untuk merombak atap kelotok. Biaya perombakan disebut-sebut terlalu mahal.

Mengapa perombakan begitu urgen? Karena Dishub menganggap kelotok wisata sungai yang atapnya bisa diduduki bisa membahayakan penumpang. Lantaran penumpang nekat menaikinya.

Dishub sudah lama memberi contoh desain atap kelotok yang dianggap tak berbahaya. Konsepnya portable dan tak bisa diduduki.(nur/dye/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X