Diskusi Santai Bareng Mahasiswa Aussie dan SBI

- Rabu, 24 Juli 2019 | 11:15 WIB

Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) menggelar diskusi santai, kemarin (23/7). Bersama mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari. Apa yang dibahas?

-- Oleh: FAHRIADI NUR, Banjarmasin --

PADA diskusi ini, SBI menghadirkan dua narasumber istimewa. Lucy Gill dan Lachlan Burgess. Keduanya mahasiswa University of Newcastle (UON), Australia. Kebetulan, mereka sedang magang di Pusat Rehabilitasi Bekantan.

Diskusi digelar di Plaza Smart City Menara Pandang, Siring Pierre Tendean. Ada 19 mahasiswa yang terlibat.

Pokok bahasan tentu soal konservasi bekantan. Primata endemik ini terancam punah. Lantaran habitat aslinya terhimpit industri dan permukiman.

Obrolan intelektual lintas negara ini berlangsung cair. Hingga sampai pada poin yang bersentuhan langsung dengan Banjarmasin. Yakni perkara sampah.

Pada bagian ini, Lucy berbagi cerita dari negaranya. Yang tegas dengan urusan sampah. Di negeri kanguru itu, jangan harap bisa membuang sampah sembarangan.

"Anda bisa didenda," tegasnya. Nominalnya tak sedikit, kalau dirupiahkan sekitar dua juta. Berlaku bagi individu pembuang sampah. Jika pelakunya badan usaha, nominalnya naik berlipat ganda. Menjadi Rp5 juta, bahkan lebih.

Tapi denda itu berlaku untuk sampah ringan. Puntung rokok masuk kategori berat. Dendanya menyentuh angka Rp9 juta. "Di negara saya, aturan-aturan ini sangat ketat," tambahnya.

Denda yang fantastis, tapi efektif. Bayangkan saja jika Pemko Banjarmasin menerapkan aturan serupa. Nominalnya tentu saja harus disesuaikan dengan perekonomian di sini.

Dampaknya, orang Aussie menjadi terbiasa dan disiplin. "Sekarang, tanpa ada aturan itu pun, orang-orang sudah mengerti. Bahwa sampah sangat buruk," ceritanya.

Obrolan hangat itu berlangsung sekitar sejam. Diskusi berjalan dua arah. Dipandu Ketua SBI Amelia Rezeki dan Koordinator SBI Ambar Pertiwi.

Salah seorang peserta, Chetty Agnina mengaku banyak mendapat pengetahuan baru. "Keren. Bagaimana menjaga keasrian alam Kalsel. Sekaligus mengenalkan kepada dunia. Bahwa di Indonesia masih ada yang harus dilindungi," ungkap mahasiswi semester lima Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari itu.

Begitu juga yang diungkapkan M Sarip. "Saya beruntung bisa ikut diskusi ini. Terutama soal konservasi bekantan. Membuka wawasan baru," ungkap mahasiswa Jurusan Biologi FKIP ULM itu.

Sementara itu, Aulia menambahkan, diskusi ini bagian dari program magang Lucy dan Lachlan. Sebelumnya, mereka menjalani aktivitas di Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak. "Besok (hari ini) hari terakhir mereka di Banjarmasin. Rencananya mau berburu kodok di Tahura Sultan Adam," pungkasnya. (fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X