BANJARMASIN - Sebanyak 67 peserta pemilihan Duta Lingkungan Hidup 2019 dibuat deg-degan. Kemarin (24/9) sore, mereka menunggu hasil penyusutan peserta menjadi 36 besar.
Jika terpilih, artinya perjuangan masih berlanjut. Jika tereliminasi, terpaksa pulang lebih awal. Dewan juri menetapkan tes public speaking dan depth interview sebagai acuan eliminasi.
"Rata-rata bisa menjawab pertanyaan dewan juri dengan baik. Artinya pembekalan materi kemarin bermanfaat," ujar Kabid Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin Wahyu Hardi Cahyono.
Tapi, juri harus bersikap tegas. Harus ada yang digugurkan. Terlepas dari perjuangan berat yang sudah dilalui 67 peserta tersebut.
"Nilai mereka beda-beda. Sulit sekali menentukan daftar nama 36 besar ini. Tapi kami punya banyak kriteria penilaian. Dari cara peserta berbicara, motivasi mengikuti pemilihan ini, hingga jawaban dari pertanyaan," imbuh Wahyu.
Dari 36 besar akan disusutkan lagi menjadi 12 finalis. Setelah itu, seleksinya bakal lebih berat. "Dari tes psikologi, kecakapan berbahasa Inggris, wawasan lingkungan hidup, hingga masalah ekonomi kreatif," tukasnya.
Salah seorang peserta yang tereliminir adalah Muhammad Areza. Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Uniska itu tampak murung. Tapi Areza enggan berkecil hati. "Tahun depan saya akan ikut lagi," ujarnya mantap.
Sementara yang lolos 36 besar, salah satunya adalah Elyta Adventina tampak semringah. Tapi mahasiswi Jurusan Administrasi Bisnis FISIP ULM itu enggan berbesar kepala.
"Saya tidak puas sampai di sini saja. Jalan masih panjang. Masih ada penyisihan berikutnya," tegasnya.
Ke-36 peserta itu akan dibagi menjadi enam kelompok. Tugasnya adalah membuat program kerja lingkungan. Pada akhir Juli di Menara Pandang, program itu dipaparkan di depan juri. (mr-154/at/fud)
