BANJARMASIN - Jelang Iduladha, harga hewan kurban di pasar ternak mulai mengalami kenaikan. Meski demikian, kenaikan tahun ini tidak terlalu signifikan. Berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp500 ribu.
“Naiknya tidak terlalu tinggi-tinggi amat, tapi setiap tahun memang begitu, tapi tidak memengaruhi pasar,” kata Budi Wijaya, pedagang ternak sapi kurban di Banjarmasin, Kamis (25/7) siang.
Pedagang sapi kurban ini mengaku mendatangkan sapi dari Madura. Dua bulan sebelum lebaran, biasanya dia berangkat sendiri ke Madura memilih sapi-sapi yang akan didatangkan. "Pastinya tidak sembarangan, mencari sapi yang berkualitas. Karena kita tidak ingin mengecewakan pembeli," ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, jumlah sapi yang didatangkan musim kurban ini mencapai 300 ekor. Apa tak khawatir tidak terjual? Budi mengaku dengan jumlah itu, biasanya selalu habis. Keluarga Budi adalah pedagang sapi turun temurun. Sudah lebih dari 50 tahun.
Setibanya di Banjarmasin, sapi-sapi yang didatangkan dipelihara selama kurang lebih 2 bulan. Menurut Budi, makanan untuk sapi-sapi miliknya tidak hanya melulu rumput-rumput segar, tapi juga jenis pakan lainnya, seperti jerami kering. Ini hanya selingan karena di musim kemarau, jumlah pasokan rumput memang berkurang.
Berapa harga sapi yang dia jual? Budi mengatakan harga bervariasi. Mulai Rp13,5 juta hingga Rp18,5 juta. Tergantung besar kecilnya sapi. Budi masih memilih berjualan dengan metode tradisional. Cara pemasaran tergolong cukup sederhana. Dia hanya menawarkan langsung kepada masyarakat yang akan melaksanakan kurban.
“Langganan langsung ke kandang di Jalan Veteran Kompleks Al Anshar RT 29 Banjarmasin Timur maupun di Rumah Potong Hewan (RPH) Basirih, Banjarmasin Selatan,” pungkasnya. (gmp/ran/ema)
