Klaim yang Salah, Jika Restoran Terapung Siring RE Martadinata Dibilang yang Pertama

- Selasa, 30 Juli 2019 | 12:06 WIB

BANJARMASIN - Pembangungan restoran terapung di tepi Siring RE Martadinata sudah memasuki tahap pemasangan atap. Proyek itu diklaim sebagai restoran terapung pertama di Sungai Martapura. Klaim itu meleset.

Pada masa almarhum Sjachriel Darham, Gubernur Kalsel periode tahun 2000-2005, restoran terapung pertama dibangun di Banjarmasin. Bahkan, bukan tak mungkin jika restoran terapung di Jalan Sudirman itu merupakan yang pertama di Indonesia.

Penggagasnya adalah istri Sjachriel, Herlinawaty. Sayang, wisata kuliner itu tak bertahan lama. Hanya bertahan tiga tahun sejak 2002 sampai 2005.

"Benar, saya dulu yang menggagas. Menyanggupi permintaan masyarakat. Banjarmasin kan dijuluki Kota Seribu Sungai. Jadi mereka ingin memiliki sebuah ikon wisata. Kebetulan, bapak pun mengizinkan," kisah Herlinawaty, kemarin (29/7) kepada Radar Banjarmasin.

Bentuknya juga mirip. Karena sama-sama dibangun dari bekas tongkang batu bara. Bukan hanya menjual makanan dan minuman, di situ juga ada hiburan.

"Ada studio foto. Lalu pertunjukan organ tunggal. Ditambah musik panting sekali dalam sepekan. Sayang tak bertahan lama. Karena setelah almarhum selesai bertugas, tak ada lagi yang merawatnya," sesalnya.

Nah, 14 tahun kemudian, restoran serupa juga akan dibangun perkumpulan koperasi di Banjarmasin. Mantan Ketua Dekranasda Kalsel itu antusias menyambutnya.

"Bahkan kalau mau mengajak saya terlibat, saya bersedia. Tapi fasilitasnya harus lengkap. Jangan tanggung. Kalau perlu ada jadwal rutin pagelaran kesenian bagi pengunjung restoran," pungkas Herlinawaty.

Terpisah, budayawan dan sastrawan Banjarmasin, Tajuddin Noor Ganie menegaskan, Banjarmasin adalah pioner dalam hal pembangunan restoran terapung di Indonesia. "Seingat saya, restoran itu tidak bertahan lama karena pengunjungnya memang tidak banyak," kisahnya.

Tanpa bermaksud meremehkan, restoran terapung di Sungai Musi, Palembang, mungkin layak disebut yang kedua. "Tapi Banjarmasin bisa belajar kepada Palembang. Karena mereka bisa mempertahankannya sampai sekarang," ujarnya.

Tajuddin juga menegaskan dukungannya. "Restoran terapung itu perlu sebagai ikon wisata. Karena Banjarmasin terkenal dengan sungainya," pungkasnya. (mr-154/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X