Impian Anak-Anak Kuin Kecil: Kalau Sukses Ingin Bangun Sekolah

- Rabu, 31 Juli 2019 | 11:25 WIB

Di kota, siswa mengeluh tak bisa mendaftar di sekolah impian karena terganjal aturan zonasi. Nasib mereka lebih beruntung. Jika dibandingkan dengan kisah Rina dan Noval.

---

RINA adalah siswi SMA Mawar Putih. Sementara Noval adiknya siswa SDN Kuin Kecil. Keduanya berlokasi di wilayah Kabupaten Banjar, tapi masuk sekampung dengan Kuin Kecil.

Sementara kakak beradik ini tinggal di Kuin Kecil bagian Banjarmasin. Setiap hari mereka harus menyeberangi sungai. Melewati jembatan yang nyaris roboh.

Kedua anak ini punya cita-cita sederhana. Ingin menjadi orang pintar agar kehidupannya nyaman di masa mendatang. "Kalau tak sekolah, tak ada ilmu," ucap Rina.

Cita-cita Noval lebih polos. Dia ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. "Ingin membanggakan orang tua juga," kata siswa kelas satu itu.

Kenapa memilih sekolah di kabupaten tetangga? Keduanya terdiam. Bingung ingin menjawab apa. Mereka tak bisa pilah-pilih sekolah. "Ada sekolah, tapi jauh sekali. Tidak bisa jalan kaki," jawab Rina.

Sejak lama Rina punya impian. Agar kampungnya punya sekolah sendiri. Dia juga ingin merasakan status sebagai siswa Banjarmasin.

Impian serupa juga dimiliki Rizky Aulia. Siswi kelas 3 SMP. Impiannya lebih besar. Kalau sudah sukses, dia ingin membangun sekolah di kampungnya tersebut.

"Jadi anak-anak di sini enak. Bisa sekolah di Banjarmasin. Tidak perlu harus jauh-jauh menuju kota," celoteh siswi SMPN 5 Aluh-Aluh itu.

Apa yang mereka impikan, mewakili ratusan siswa lainnya. Yang terpaksa harus menyeberang jauh ke kabupaten tetangga.

Kuin Kecil berada di ujung Banjarmasin. Di Kelurahan Mantuil, bagian paling selatan dari kota ini. Wilayahnya berbatasan langsung dengan Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar.

Di sini tak ada sekolah. Kalaupun mau disebut ada, lokasinya terlampau jauh. SD dan SMP terdekat berjarak hampir enam kilometer. Yakni SDN Mantuil 2 Banjarmasin dan SMPN 20 Banjarmsin.

Sedikit lebih dekat adalah SDN Basirih 10. Sekitar lima kilometer. Tapi tak ada akses jalan ke sana. Siswa harus menerobos sawah dengan mengayuh jukung (sampan).

Sedangkan kabupaten tetangga punya fasilitas pendidikan lengkap. Dari SD, SMP sampai SMA. Jaraknya tak sampai dua kilometer. Cuma perlu menyeberang sungai. Di sana ratusan anak-anak Kuin Kecil memupuk harapan. Menimba ilmu demi masa depan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pelanggar Perda Ramadan di HSS Turun Drastis

Selasa, 16 April 2024 | 14:40 WIB

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB
X