Ungkap Kisah Sutarto, Bisa Bikin Stroke

- Jumat, 2 Agustus 2019 | 10:14 WIB

Buku berjudul "Membingkai Bayang-Bayang” dibedah di Theatre Hall Gedung Baru Fisip Universitas Lambung Mangkurat (ULM), kemarin (1/8). Isinya tentang apa sih?

-- Oleh: NOORHIDAYAT, Banjarmasin. --

Rektor ULM, Sutarto duduk santai di barisan pertama undangan. Sesekali tersenyum. Mendengarkan tiga orang berbicara yang duduk di atas panggung.

Saat sesi tanya jawab, Sutarto baru menjelaskan. “Menulis itu seperti candu,” jawabnya, ketika mendapat pertanyaan peserta kenapa membuat buku. Saking asyiknya menulis, Sutarto mengaku kadang lupa waktu. Bahkan kalau tidak disetop, bisa sampai Subuh.

Membingkai Bayang-Bayang itu memang karya Sutarto. Diluncurkan, kemarin (1/8). Isinya langsung dibedah. Tak kepalang tanggung, pembedahnya tiga orang top. Ada Rektor UIN Antasari, Mujiburrahman. Rektor Universitas Muhammadiyah, Ahmad Khairuddin. Ketua Prodi Sosiologi Fisip ULM, Setia Budhi. Bedah buku itu dipandu Varinia Pura Damaiyanti, akademisi ULM.

Buku setebal 368 halaman ini menceritakan tentang Sutarto. Perjalanannya dari lahir di Banjarmasin pada 31 Maret 1966 silam, hingga sekarang menjadi Rektor Universitas Lambung Mangkurat.

Isinya lebih menonjolkan kisah perjalanan hidup dan pendidikan seorang Sutarto. Meskipun yatim, tetap bisa meraih mimpi yang akhirnya sukses mengambil gelar Guru Besar bidang matematika di tahun 2008 lalu.

Berbagai macam pengalaman pahit dialami doktor jebolan Universitas Twente Belanda ini. Bahkan terungkap impiannya demi memajukan ULM menuju kampus yang memiliki daya saing, baik dari segi infrastruktur, sumber daya manusia, hingga proses mendapatkan dana dari Islamic Development Bank.

"Dalam buku tersebut ada cerita bagaimana akhirnya ULM mendapat sokongan dana dari Islamic Development Bank dengan berbekal selembar kertas dalam rapat untuk menyusun proposal,” ucapnya saat menceritakan sedikit kisah dalam buku tersebut.

Buku dengan 6 bab tersebut berisi beragam tulisan yang merekam angan, impian, asa dan cita, pemikiran dan gagasan, serta inspirasi yang menggugah semangat. Terutama untuk memompa semangat diri, keluarga, civitas akademika, dan barang kali berguna bagi banyak insan di luar sana.

"Dalam buku inilah tertera jelas bagaimana perjalanan ULM hingga menjadi Universitas yang terakreditasi A. Selain itu banyak mengupas dan membedah tentang jati diri maupun autobiografi, dan perjalanan karir saya sebagai seorang akademisi hingga dipercaya untuk memimpin ULM," jelas anak dari pasangan Siti Hadidjah dan R Sutarman ini.

Mujiburraahman mengakui Sutarto satu-satunya rektor yang berani menyampaikan segala cerita perjuangan mencapai mimpinya. "Inilah sosok yang harus dijadikan panutan. Sangat jelas terlihat beliau sangat penyabar," kata Rektor UIN Antasari itu.

Mujiburraahman bahkan sempat bercanda. "Andaikan saya yang mendapat serangan bertubi-tubi seperti itu (dialami Sutarto, Red), kemungkinan saya sudah terkena penyakit stroke," ucapnya.

Ahmad Khairuddin menilai buku yang dibuat Sutarto menjadi penyemangatnya sesama rektor. "Beliau mencontohkan sikap pemimpin yang baik. Buku ini menjadi penyemangat buat kami untuk bisa menjadi seperti beliau," tutur rektor universitas di bidang kesehatan itu.

Setia Budhi awalnya mengaku bingung dengan judulnya. "Setelah membaca sekilas, saya mengerti. Ternyata itu adalah bayang-bayang dari cita-cita Sutarto yang ingin menjadikan ULM sebagai universitas terbaik," ungkapnya. "Saya terharu membaca autobiografinya itu. Jadi saya menyarankan, bacalah buku karya beliau ini," tuntasnya.(dye/ema)

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X