Maraknya Penjual Bendera Musiman, Sehari Beromzet Jutaan Rupiah

- Sabtu, 3 Agustus 2019 | 09:50 WIB

BANJARBARU - Jika diamati secara seksama. Kurang lebih sepekan terakhir. Di beberapa titik di bahu Jalanan di Banjarbaru tampak kehadiran para pedagang bendera merah putih.

Sama halnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini bukan asing sebetulnya. Mengingat momentum peringatan HUT RI ke-74 tinggal menghitung hari. Tak ayal kesempatan ini dimaksimalkan para pedagang mengais rezekinya.

Dari Jalan A Yani, Trikora hingga Mistar Cokrokusomo merupakan beberapa ruas jalan yang diminati pedagang. Meski masih belum terlalu padat, namun kehadiran pedagang ini bisa ditemui di beberapa tempat ramai.

Rupanya meski terkesan buka lapak di sembarang tempat. Omzet berdagang bendera ini cukup besar. Dari beberapa pengakuan pedagang, dalam sehari di momentum ini mereka bisa meraih pendapatan kotor lebih dari satu juta rupiah.

Misalnya adalah penuturan Asep. Ia yang berjualan di areal Mistar Cokrokusomo tepatnya di sekitaran Gedung Bapelkes bisa mengantongi minimal satu juta dalam sehari.

"Ini masih belum begitu ramai mas. Kalau mendekati hari H biasanya lebih tinggi lagi. Kalau pengalaman saya tahun-tahun sebelumnya, selama berjualan bisa mencapai pendapatan (kotor) 30 juta rupiah," bebernya.

Asep baru berjualan satu hari. Menurutnya, rekan-rekannya sesama pedagang bendera sudah ada yang membuka lapak dagangan sejak sepekan terakhir.  "Kalau mereka mungkin sudah banyak pendapatannya karena lebih awal berjualan," tambahnya.

Dari sisi yang paling laku. Bendera merah putih jenis standar sebut Asep masih terlaris. Bahkan dalam sehari ia bisa menjual paling tidak 30 lembar. "Kalau yang atribut tambahan seperti umbul-umbul tidak begitu ramai. Paling satu atau dua sehari."

Lantas siapa yang kerap membeli bendera-bendera ini? Menurut pengalaman Asep, kebanyakan katanya masih didominasi pembeli borongan. Bisa instansi maupun di tingkat kelurahan hingga RT. "Kalau warga biasa ramai juga, cuman kuantitas pembeliannya paling cuman satu atau dua lembar. Kalau instansi biasanya borongan," ujarnya.

Selain Asep, Tono pedagang bendera di Trikora juga mengakui hal senada. Meski secara omzet belum sebesar Asep, namun tetap saja katanya menjual bendera punta keuntungan yang besar.

"Saya sudah tiga hari jualan. Kalau sehari masih belum tembus satu juta, paling cuma 800 ribu. Tapi optimistis saja ke depan bakal ramai," katanya.

Sama halnya seperti Asep, bendera jenis standar masih yang paling banyak diminati. "Selain disukai pembeli, kita pedagang juga senang mas. Soalnya keuntungannya dua kali lipat," jujurnya.

Meski menggiurkan, baik Asep, Tono ataupun pedagang bendera tetap wajib waspada. Sebab tak jarang mereka harus mendapat teguran keras dari Aparat Penegak Perda yang berpatroli.

"Kalau sampai diangkut tidak pernah, ditegur saja. Itu karena kita mengikat dagangan di pohon atau plang himbauan. Terus juga pernah sekali karena berjualan di jalur hijau. Kalau sekarang sudah memerhatikan itu," kisah Asep.

Ya benar saja, beberapa waktu lalu, Satpol PP Banjarbaru menegur keras enam pedagang bendera musiman di Banjarbaru. Selain karena berjualan tanpa memerhatikan estetika, beberapa pedagang kerap melanggar aturan.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB

Pemprov Kaltara Tawarkan 17 IPRO ke Amerika

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:30 WIB
X