Paskibraka Banjarmasin 2019: Keluar Rumah Saja Wajib Lapor

- Senin, 5 Agustus 2019 | 09:23 WIB

PASUKAN Pengibar Bendera Banjarmasin menjalani latihan pemantapan gerak, kemarin (4/8). Seperti apa latihan ke-28 pelajar pilihan itu?

Latihan itu digelar di halaman Balai Kota di Jalan RE Martadinaya. Dimulai sejak pukul 06.30 dan berakhir pukul 18.00 Wita. Pagi sampai sore.

Pemantapan gerak itu penting agar formasi tak kacau. Terutama untuk pasukan pembawa nampan bendera. Yang akan menjadi pusat perhatian saat upacara 17 Agustus mendatang.

Koordinator pelatih Paskibraka, Iwan Hari menyebut anak didiknya bakal membentuk formasi dengan bentuk huruf B-J-M.

"Latihan dimulai sejak 16 Juli lalu. Awalnya di halaman Gedung Sultan Suriansyah (Jalan Hasan Basry). Sejak 1 Agustus tadi, latihan dipindah kemari," terang KBO Sat Sabhara Polresta Banjarmasin itu.

Seleksi sendiri dimulai sejak Februari lalu. Hampir semua SMA, SMK dan MA di Banjarmasin mengirimkan perwakilan. Hingga awal Maret lalu terpilih 28 anggota Paskibraka Banjarmasin 2019.

Pada awal pertemuan, 14 laki-laki dan 14 perempuan ini diberi materi seputar pelatihan fisik. Tujuannya membentuk tubuh agar lebih siap. Tahap ini berlangsung tiga hari. Setelah itu masuk ke tahap-tahap Peraturan Baris-Berbaris (PBB).

Latihan ini berlangsung hingga menjelang pengibaran dan penurunan 17 Agustus mendatang. Agar fisik tetap bugar, tim pelatih punya cara jitu. Yakni melalui binsik alias bina fisik. Diterapkan di sela-sela latihan dan jam istirahat. Materinya seperti lari-lari kecil, push up, peregangan otot dan sendi.

"Sampai waktu tidur, kegiatan mereka di rumah bahkan kami pantau. Pemantauan melalui video call. Sehingga kami benar-benar tahu keberadaan mereka," bebernya.

Bukan hanya dilarang keluyuran malam, urusan makan pun diatur. Jam 10 pagi dikasih snack, jam 12 makan siang, jam 4 sore snack lagi. "Air 1,5 liter kami jatah empat kali. Tapi menyesuaikan saja, jika kondisinya sangat panas, pembina akan kasih air tambahan," tuturnya.

Saking ketatnya, jika ada anggota yang ingin keluar rumah pun wajib melapor. "Meski hanya ke warung, harus lapor ke pelatih. Kedisiplinan mereka dibentuk dari sini," tegas Iwan.

Para orang tua anggota juga dilarang mencuci pakaian mereka. "Wajib mencuci pakaian sendiri. Tidak boleh dicucikan orang tua," tukasnya.

Perubahan kedisiplinan itu dirasakan salah satu orang tua anggota. Kristianto Agus Saptono adalah orang tua dari Theophilus Albert Christian.

"Setelah dia mengikuti pelatihan Paskibraka, sifat manjanya hilang. Maklum, dia anak tunggal yang sangat dimanjakan ibunya," ucap Agus.

Jika ada waktu luang, Agus selalu memantau kegiatan latihan anaknya. Bukan karena rasa khawatir, melainkan karena rasa bangga. "Saya senang melihat anak dilatih. Kebanggaan tersendiri bagi orang tua, melihat anak bisa seperti itu. Semoga cita-cita anak saya menjadi Akpol tercapai," harapnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X