Tolak Rektor Asing, Dekan FH ULM: Budaya Kita Berbeda, Rektor Asing akan Kebingungan

- Selasa, 6 Agustus 2019 | 08:03 WIB

BANJARMASIN – Suara penolakan terhadap program rektor asing semakin kencang. Dekan Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Abdul Halim Barkatullah mengatakan rencana Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) itu masih terlampau dini. Lantaran, pengelolaan perguruan tinggi bukan hanya permasalahan satu rektor saja.

“Didalamnya ada SDM hingga pendanaan dan lainnya. Apakah dengan dijabat orang asing akan menjamin berubah?"ucap Halim kemarin.

Memilih orang asing untuk memimpin perguruan tinggi akan mengesankan pemerintah seakan tak percaya dengan orang asli Indonesia yang memang memiliki kompetensi di bidang tersebut.

“Kalau seandainya rektor asing memimpin. Saya rasa di tahun pertama akan kebingungan. Karena bedanya budaya daerah dengan budaya luar negeri. Juga soal karakter,” sebutnya.

Seorang rektor tambahnya, bukan hanya memikirkan kemajuan universitas belaka. Namun, juga harus mampu menciptakan iklim atmosfir akademik yang baik.

“Kalau misalkan rektor asing tersebut nantinya baru masuk sudah ditolak oleh internal kampus. Maka akan kesulitan untuk memimpin,” tambahnya.

Wacana ini menurutnya, perlu digodok lagi sehingga kendala-kendala yang akan muncul bisa diminimalisir. Belum lagi, jika hal ini memang diterapkan. Itu artinya banyak aturan atau statuta yang akan disesuaikan.

“Saat ini kan proses pemilihan rektor ada aturan mengikat, tak bisa langsung menempatkan orang. Jika ini berlaku, akan banyak perubahan peraturan,” jelasnya.

-- 

Terpisah, Dekan Pertanian ULM, Prof Lutfi Fatah berpendapat, segala sesuatu ada waktu dan intensitasnya, termasuk soal penempatan rektor asing. Ide ini menurutnya harus disiapkan dengan matang terlebih dahulu.

“Sekarang belum waktunya. Banyak aturan yang dilompati. Malah akan menimbulkan mudarat dibandingkan manfaat,” sebut Lutfi. 

Sorangan pemimpin perguruan tinggi sebutnya harus bisa bersinergi dengan jajaran di bawahnya. Nah, ketika dipaksakan dengan didatangkan rektor asing disaat budaya belum disiapkan, malah akan kerepotan. “Akhirnya tujuan utama malah tak tercapai,” ujarnya.

Soal kajian, dia meyakini Kemenristekdikti akan melakukannya. Namun, ketika sumber daya di internal kampus tak siap, malah akan kacau.

“Ibaratnya, ketika kita disuruh lari, tapi tak siap, malah akan ngos-ngosan. Ini yang harus diperhatikan pemerintah pusat bagi kampus-kampus di daerah,” pesannya.

Rencana menempatkan rektor asing di kampus-kampus negeri terus memicu pro-kontra. Meski demikian, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tetap jalan terus. Mereka bahkan telah mengajukan usulan tersebut kepada Presiden Joko Widodo. Keterlibatan rektor asing diharapkan mampu mendongkrak peringkat perguruan tinggi Indonesia di panggung dunia.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X