Jemaah Kalsel Meninggal Dunia

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 06:53 WIB

BANJARBARU - Kabar duka datang dari tanah suci. Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kalsel menginformasikan, satu orang jemaah haji asal Kalsel dari Kloter BDJ 05, atas nama Masram Saleh Saat, 61, dikabarkan meninggal dunia.

Informasi tersebut diterima langsung oleh Kemenag Kalsel dari Ketua Kloter BDJ 05 Pahlepi, berdasarkan Certifikat Of Death (COD) yang dikirim sekitar pukul 22.23 Wita, Senin (5/8).

"Sesuai informasi yang kami dapatkan, jemaah asal Tabalong itu meninggal dunia pada hari Senin (5/8) sekitar pukul 12.07 waktu setempat di RSAS An Noer Mekkah, karena sakit," kata Kepala Kemenag Kalsel Noor Fahmi.

Dia mengungkapkan, sebelum meninggal dunia Masram Saleh memang sudah beberapa kali mendapat penanganan khusus kesehatan. Bahkan, semenjak berada di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin.

"Beliau sebenarnya sempat gagal berangkat, karena saat masuk asrama bersama Kloter 02 langsung mendapat pelayanan kesehatan di Poliklinik akibat mengeluh sesak napas. Setelah itu dirujuk ke rumah sakit Ratu Zalecha Martapura," ungkapnya.

Beberapa hari kemudian, kondisi Masram Saleh membaik. Sehingga, petugas haji memutuskan untuk memberangkatkannya bersama Kloter BDJ 05 menuju Madinah. "Tapi, sesaat setelah sampai di Madinah, beliau mendapat penangan khusus kembali di KKHI Madinah. Serta, berlanjut dua kali ditangani di KKHI Mekkah. Sampai akhirnya beliau dirujuk ke Rumah Sakit An Noer Makkah dan meninggal dunia," ucap Fahmi.

Lanjutnya, setelah berkoordinasi dengan pihak keluarga jenazah diputuskan untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum di Saraya, Mekkah.

"Kami segenap unsur PPIH Embarkasi Banjarmasin dan Kemenag Kalsel menyampaikan belasungkawa. Serta, turut berduka yang mendalam atas meninggalnya beliau. Semoga Almarhum Husnulkhatimah, diampuni segala dosa, diberi kelapangan di dalam kuburnya dan moga tercatat sebagai syuhada haji," ucapnya.

Terkait sakit yang diderita Masram Saleh sebelum meninggal dunia, Petugas Kesehatan Kloter Bdj 05, dr Nurlina menjelaskan, bahwa Almarhum menderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Yaitu penyakit peradangan paru yang berkembang dalam jangka waktu panjang. "Penyakit ini menghalangi aliran udara dari paru-paru. Karena terhalang adanya pembengkakan dan lendir atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas," jelasnya.

Karena itu, dia mengungkapkan selama dirawat Masram Saleh sangat ketergantungan dengan oksigen. Namun pada detik-detik akhir sebelum meninggal dunia, saturasi oksigennya tidak bisa naik di bawah normal sekitar 70.

Kabar meninggalnya Masram Saleh diterima keluarga almarhum di Desa Muara Uya, RT 05, Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong. Lokasi desa ini berada sejauh 60 kilometer dari pusat kota.

Keluarga kemudian menggelar salat gaib bersama puluhan warga sekitar, Selasa (6/8) kemarin. Mereka merelakan Masram tidak bisa dimakamkan di kampung halaman.

Anak pertama almarhum, Rahmadiyah tak kuasa menyembunyikan rasa sedihnya. Dia mengatakan memang ada tanda-tanda tentang kejadian itu."Saya menanak nasi, tiba-tiba nasi dalam pemanas itu menjadi lembek, dan tidak lama basi. Kemudian muncullah prasangka tidak nyaman," ucapnya yang mengatakan mengetahui kabar meninggalnya sang ayah pada Senin malam (5/8/19) kemarin

Dia mengakui kondisi ayahnya tidak sehat saat berangkat. Memang ada obat dan alat semprot uap asma dibawa bersama almarhum sebagai penanganan pertama, tapi itu juga tidak begitu banyak menolong. (ris/ibn/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X