Kawasan Bandara Aman Dari Karhutla

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 10:55 WIB

BANJARBARU - Meski sudah muncul sejak Maret lalu. Intensitas kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Banjarbaru meningkat pada Juli hingga Agustus sekarang.

Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru. Sejauh ini di tahun 2019 sudah ada 66 kejadian Karhutla. Dengan dominasi wilayah terdampak ada di Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang.

Kepala Pelaksana BPBD Banjarbaru, Suriannor Akhmad melalui Kasubbid Kedaruratan dan Logistik Bahrani menyebut luasan lahan yang terbakar sudah mencapai 70 hektare.

"Sampai sekarang ada 70 hektare dengan total kejadian Karhurla 66 titik. Namun untuk besaran luasan per titik tergolong masih kecil, paling 2-3 hektare," katanya.

Dalam sehari, kejadian bencana tahunan ini beragam. Dari mulai hanya sekali hingga menyentuh angka 7 kali dalam sehari. "Beberapa hari tadi ada sampai 7 kali dan personel melakukan pemadaman sampai malam."

Meski tampak intens, rupanya jika secara data. Karhutla tahun ini diakui Bahrani tergolong jinak. Sebab jika dikomparasikan di tahun 2018, persentase Karhutla tahun ini diprediksinya kuat bakal menurun.

Salah satu yang jadi tolak ukur terang Bahrani adalah wilayah terparah tahun lalu. Yakni wilayah Bandara Syamsudin Noor, khususnya di Guntung Damar dan Tegal Arum sekitarnya.

"Tahun ini sampai per tanggal 7 Agustus, wilayah sana tidak ada kejadian Karhutla. Makanya kita sangat yakin Karhutla tahun ini lebih rendah ketimbang dahulu," yakinnya.

Makanya diklaimnya jika wilayah Bandara masih "aman" dari kabut. Yang mana di tahun sebelumnya kabut asal di Bandara sangat berdampak. Selain ancaman kesehatan, operasional penerbangan juga sempat terganggu gara-gara kabut asap.

Adapun data tahun 2018 lalu, Banjarbaru menjadi salah satu daerah yang terparah terpapar Karhutla. Totalnya mencapai 650 hektare lahan yang terbakar dengan titik kejadian totalnya 266.

Melihat data tersebutlah dan juga beberapa upaya pencegahan lainnya. Bahrani memandang jika Karhutla di Kota Idaman tak akan separah dahulu.

"Dari prakiraan puncak musim kemarau beberapa bulan mendatang juga akan berakhir. Nah sampai sekarang ada 70 hektare yang terdata, tentu kalau dibanding sebelumnya (2018) masih lumayan jauh. Kita berharap semoga tidak ada peningkatan signifikan," harapnya.

Program pencegahan Karhutla yang dirasa berdampak instan kata Bahrani adalah program OPGRK (Operasi Pembasahan Gambut Rawan Kekeringan) yang digalakkan BRG (Badan Restorasi Gambut) dan Kementerian LHK RI.

"Karena tahun lalu lahan gambut yang sulit dan parah ketika diterpa Karhutla. Tahun ini dilakukan pembasahan di wilayah sana, terutama sekitaran Bandara. Makanya cara ini efektif untuk mencegah adanya karhutla," pandangnya.

Saat ini, selain BPBD Banjarbaru. Karhutla turut ditangani oleh pihak Damkar baik Pemda maupun swasta. Lalu juga aparat TNI-Polri turut dikerahkan mengepung Karhutla. Selain itu keterlibatan masyarakat dan relawan juga saling bahu membahu memadamkan amukan api karhutla. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X