Beauty is pain, cantik itu menyakitkan. Ungkapan di dunia Barat itu menggambarkan bahwa kaum wanita berlomba-lomba untuk tampil cantik. Bahkan, untuk menggapai impian supaya bisa tampil cantik bak super model, banyak yang memutuskan mengambil jalan pintas.
Mempermak wajah maupun badannya melalui operasi estetik maupun operasi plastik adalah pilihan yang kini sedang populer. Tak hanya kaum wanita, para pria saat ini juga gandrung ingin tampil menawana melalui cara ini. Pesohor macam Michael Jackson atau Mariah Carey dan yang lainnya, tak enggan mengumumkan ke publik bahwa tampilan wajah dan badannya hasil operasi.
Tren operasi plastik atau perawatan estetik kini juga sudah merambah ke Indonesia, tak terkecuali di Kalsel. Keinginan untuk selalu tampil segar, muda, dan memesona membuat orang tak ragu menahan sakit demi memoles wajah dan bodi mereka.
Ahli bedah plastik di Kalsel dr Darma tak menampik tren bedah plastik dan estetik kini sudah melanda warga Kalsel. Rata-rata yang minta dipermak adalah kalangan sosialita, profesional, bahkan para remaja. “Yang saya ketahui rentang usia pasien yang ingin bedah plastik dan estetik di Kalsel mulai 17 tahun hingga 70 tahun. Namun, dilihat dari kondisi fisiknya dulu, kalau memang memungkinkan dan tidak berisiko, maka proses bedah plastik atau estetik bisa dilakukan,” ungkap dr Darma.
Dikatakan dr Darma, tren bedah plastik dan estetik di Kalsel bahkan tak kalah jika dibandingkan dengan di Pulau Jawa. Apalagi sejak banyaknya pemberitaan tren bedah plastik dan estetik di kalangan artis Korea Selatan. “Nah, sejak ramai dan terbilang sukses di Korsel, di Indonesia seakan ikut-ikutan. Makanya, di Indonesia justru tidak sedikit artis maupun kalangan orang kaya yang melakukan bedah plastik maupun estetik. Mereka ingin wajah mereka mulus dan bodinya ramping seperti artis Korea,” ujarnya.
Namun, dr Darma mengingatkan melakukan bedah plastik maupun estetik harus berani sakit. “Secara teknis tentunya perlu anastesi sebelum melakukan pembedahan. Nah, anastesi ini pada umumnya dimasukkan dengan cara menyuntik bagian yang di permak. Begitu zat anastesi sudah disuntikkan, kulit akan kebal. Mau disayat bagaimanapun si pasien akan mati rasa. Efeknya baru terasa begitu pengaruh zat anastesinya habis, perih dan bengkak,” urainya.
Yang paling penting, lanjut dr Darma, sebelum memutuskan melakukan bedah plastik atau estetik, harus benar-benar mempertimbangkannya secara matang. “Pada dasarnya manusia itu sudah proporsional baik wajah maupun bodinya. Saya selaku dokter juga punya kode etik, yakni memberikan nasihat terlebih dahulu kepada pasien. Kalau tidak benar-benar perlu, lebih baik tidak usah dilakukan,” ujarnya.
Beda dengan bedah plastik atau estetik yang sifatnya untuk rekonstruksi dan keperluan darurat. Misalnya, ada orang yang mengalami kecelakaan hebat, lantas mukanya hancur. “Dalam kasus seperti ini mau tidak mau harus dilakukan bedah plastik atau estetik. Karena kalau tidak dilakukan, maka yang bersangkutan akan kerepotan, misalnya sulit bernafas atau sulit mengunyah makanan,” tandasnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Tren bedah plastik dan perawatan estetik di Kalsel menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel HA Rudiansjah bukanlah cerita baru. Menurutnya, sebelum banyak fasilitas bedah plastik dan klinik estetik di Kalsel, ada sejumlah warga Kalsel yang melakukannya di Pulau Jawa. “Keperluannya, tentu saja untuk mempermak wajah atau bodi,” ungkap pria yang akrab disapa Rudi ini.
Namun, seiring dengan perkembangan ekonomi, akhirnya banyak klinik estetik yang buka di Kalsel. “Kalau tidak salah untuk klinik estetik di Kalsel jumlahnya delapan klinik. Sedangkan rumah sakit yang memiliki fasilitas bedah plastik setahu saya adalah RS Ulin, RS Ansari Saleh, dan RS Siaga, ketiganya ada di Banjarmasin,” ujarnya.
Dikatakan Rudi, bedah plastik maupun perawatan estetik adalah hak seorang manusia. Terlepas dari norma-norma agama dan tradisi yang ada di masyarakat, justru banyak orang yang memutuskan menjalaninya. “Saya hanya pesan, pastikan melakukan operasi plastik atau perawatan estetik di tempat yang aman, berizin, dan legal. Jangan tergoda dengan tawaran-tawaran yang tidak jelas, karena risikonya sangat besar dan berbahaya, waspada,” ingatnya.
Hal yang sama juga dikatakan Dewi, pemilik salah satu klinik estetik di Banjarmasin yang mengingatkan agar masyarakat Kalsel tak main-main dengan perawatan estetik. “Jangan tergiur dengan tarif murah. Harus diakui perawatan estetik itu mahal. Untuk perawatan sederhana saja minimal harus keluar biaya di atas Rp1 juta,” urainya.
Dewi juga menegaskan setiap klinik estetik yang resmi memiliki tenaga ahli berupa dokter kecantikan yang bersertifikasi. “Dan yang paling penting, untuk perawatan yang terbilang ekstrim calon pasien juga harus menandatangani formulir persyaratan sebelum melakukannya. Diantaranya harus berusia minimal 17 tahun dan persetujuan melakukan tindakan estetik yang dilakukan. Kalau di tempat kami, formulir persyaratan ini wajib diisi calon pasien dan biasanya sudah terjadi kesepakatan harga perawatan,” ujarnya.
Selain itu, klinik estetik yang baik juga memberikan garansi resmi kepada pasiennya. Khusus di klinik yang ditanganinya, Dewi memberikan jaminan selama sebulan kepada pasien. “Artinya, dalam sebulan dijamin tidak terjadi apa-apa selama si pasien tidak melanggar pantangan. Pantangannya biasanya tak boleh melakukan olahraga atau kegiatan ekstrem, tidak mengkonsumsi makanan yang dilarang, tidak boleh facial, atau tidak boleh memakan obat-obatan tertentu,” tandasnya.
Terkena Matahari Bisa Mengkerut
Bagi Ibnu, penampilan merupakan hal utama dalam melakoni aktivitas hariannya. Apalagi, pria yang berprofesi sebagai penata rias profesional dan desainer busana ini dituntut harus selalu tampil segar dan menawan. Sempat tak pede karena berbadan tambun, Ibnu memutuskan untuk menjalani perawatan estetik di sebuah klinik estetik di Banjarmasin. Tak disangka-sangka, Ibnu justru menjadi endorser dari klinik estetik tersebut.
---------- SPLIT TEXT ----------
Karena ditunjuk menjadi endorser (duta promo) oleh klinik estetik tersebut, Ibnu tak perlu keluar uang sepeserpun untuk mempermak penampilannya. Tugasnya cukup memposting hasil perawatan estetik yang dilakukannya ke media sosial miliknya, terutama instagram. “Kebetulan follower di akun instagramku jumlahnya mencapai ribuan, sehingga apapun yang aku posting akan dilihat banyak orang. Nah, hal inilah yang membuat klinik estetik yang aku datangi justru menunjukku sebagai endorsmentnya,” ungkap Ibnu
Di klinik estetik tersebut, Ibnu menjalani perawatan berupa filler dan tanam benang di bagian hidung. Tujuannya adalah membentuk hidungnya supaya lebih ramping dan mancung. “Aku sempat tidak pede karena hidungku ukurannya agak besar. Sekarang, setelah di-filler dan tanam benang, hidungku jadi lebih bagus dan ramping,” ujarnya.
Dikatakan Ibnu, untuk proses filler, hidungnya diberi suntikan semacam gel sebanyak kurang lebih 1 cc. Sedangkan untuk tanam benang setidaknya memerlukan enam helai benang yang ditanam melintang dari atas ke bawah hidungnya. “Bahan filler dan benang itu dipastikan aman, karena akan berproses dan diserap tubuh. Tidak sama dengan bahan silikon yang memang berbahaya dan dilarang,” urai pria 27 tahun itu.
Proses filler dan tanam benang yang dilakoni Ibnu bisa bertahan hingga enam bulan. Setelah enam bulan, maka hidungnya akan kembali ke ukuran semula. “Kalau ingin tetap ramping dan mancung, ya harus diulangi lagi prosesnya. Yang jelas, menurut dokter yang menangani, proses ini aman dan tidak berisiko,” sambungnya.
Namun, karena hidungnya merupakan hidung “buatan,” Ibnu tak menampik sempat mengalami kesulitan. “Di awal-awal setelah proses filler dilakukan aku sempat kesulitan ngupil. Soalnya, lubang hidung aku mengecil, jariku nggak muat ke lubang hidung. Untuk membersihkan hidung terpaksa aku pakai cotton bud. Tapi sekarang lubang hidungku sudah normal lagi kok,” selorohnya.
Selain itu, untuk mempertahankan hidungnya agar selalu estetis, Ibnu juga harus menjalani berbagai pantangan. “Yang paling aku jaga adalah hidungku tidak boleh kepanasan kena terik matahari. Soalnya, kalau kepanasan bisa mengkerut. Makanya, sekarang aku beraktivitas kebanyakan di dalam ruangan saja. Kalau ke luar ruangan aku pakai topi dan tidak boleh lama-lama,” ujarnya.
Kalau dikalkulasikan, perawatan khusus untuk hidung saja kata Ibnu setidaknya bernilai Rp8 jutaan. Tapi, karena Ibnu ditunjuk jadi endorser, maka semuanya gratis. “Banyak teman-teman yang ingin seperti aku juga. Lalu aku rekomendasikan mereka ke klinik estetik yang meng-endorse aku,” ujarnya.
Ibnu menuturkan ini bukan kali pertama dirinya melakukan perawatan estetik. “Sebelumnya, aku pernah suntik lemak di bagian leher dan mengecilkan dagu di sebuah klinik estetik di Balikpapan. Waktu itu sangat menyakitkan, aku tidak bisa mengunyah makanan karena ada rasa sakit di bagian leher dan dagu, seperti terbakar. Kata dokternya, itu efek samping dari krim anestesi yang dioleskan ke leher dan daguku. Tapi, sakitnya sehari saja, selanjutnya normal lagi. Mungkin ini yang dinamakan beauty is pain, mau tampil menawan harus ada pengorbanan,” kenangnya.
---------- SPLIT TEXT ----------
Lain lagi dengan cerita Nida. Gadis 23 tahun ini mengaku mempermak hidungnya di sebuah klinik estetik di Banjarmasin. “Tulang hidung bagian atas terlalu ke dalam, kalau aku pakai kacamata, pasti kacamatanya turun. Sekarang hidung aku diberi filler, jadi tambah mancung dan kalau pakai kacamata tak turun lagi kacamatanya,” ujarnya.
Selain di bagian hidung, Nida juga melakukan polesan di kulit wajahnya. “Aku pilih paket perawatan baby skin rejuve yang membuat kulit jadi halus, lembut, dan tampak putih alami. Sebelumnya kulit wajahku agak gelap dan berjerawat. Untuk perawatan ini, kira-kira aku sudah mengeluarkan biaya Rp7 jutaan. Konsekuensinya, aku dilarang makan seafood supaya wajahku tetap kinclong,” katanya.
Populer di Kalangan Waria
Proses bedah plastik dan perawatan estetik ternyata juga sangat populer di kalangan waria. Menurut Ketua Ikatan Waria Banjaraty (IWB) Banjarmasin, Susan, justru di kalangan waria yang paling banyak melakukannya. “Perumpamaannya, sembilan dari sepuluh waria pasti melakukan operasi plastik atau perawatan estetik. Dominannya para waria melakukan suntik pembesaran bagian tubuh, terutama bokong dan dada,” ungkap Susan kala disambangi ke Salonnya di kawasan Teluk Dalam, Banjarmasin
Dikatakan Susan, bedah plastik dan perawatan estetik di kalangan waria banyak yang sukses dan banyak pula yang gagal. “Kalau mau lihat yang sukses bisa pergi ke Thailand. Di sana, warianya bahkan lebih cantik dan seksi ketimbang wanita. Kalau yang gagal, ironisnya justru banyak terjadi di Indonesia. Ada yang wajahnya jadi peot, bengkak, atau miring,” urai waria yang memiliki nama populer Susan Suzuki Yamaha Honda itu.
Susan menjelaskan, dorongan kaum waria untuk menjalani perawatan ekstrem atau operasi plastik adalah keinginan yang teramat sangat supaya tampil sefeminim mungkin. “Namun, dalam prosesnya, banyak yang kurang sabar. Akhirnya, tergiur dengan tawaran jasa estetik abal-abal. Tarifnya murah, tapi dampaknya jelek dan risikonya besar. Banyak mereka yang tidak menyadari akibat yang ditimbulkan, terus terang aku merasa sedih dan prihatin sama mereka,” katanya lirih.
Namun demikian, Susan mengaku belum pernah mendengar cerita ada anggotanya yang melakukan operasi ganti kelamin. “Sejauh ini yang aku ketahui hanya sebatas estetika saja, belum sampai sejauh itu,” ungkap Susan yang kerap disebut-sebut mirip Dorce Gamalama itu.
Ketika ditanyakan apakah dirinya juga melakukan perawatan estetik, Susan tegas menampiknya. “Tidak ada, aku hanya menggunakan kosmetik dan merias diri sedemikian rupa. Karena walaupun aku waria, secara kodrat aku tetap laki-laki. Kelak ketika meninggal juga harus diurus secara laki-laki,” tandasnya.
Ingin Dipuji dan Tambah Pede
Kecenderungan manusia senang akan pujian dan benci ketika dicibir. Menurut Sosiolog FKIP Unlam Prof Wahyu, untuk mendapatkan pujian manusia tentunya akan bereaksi. Namun, reaksi tersebut ada yang dilakukan secara positif, namun juga ada yang negatif. “Kalau yang positif misalnya dengan mengukir prestasi, sedangkan kalau yang negatif yakni dengan mengambil jalan pintas tanpa mempertimbangkan dampaknya,” ujar Wahyu.
---------- SPLIT TEXT ----------
Jika ditelaah lebih mendalam, menurut Wahyu, keinginan seseorang untuk melakukan bedah plastik maupun estetik adalah supaya menambah rasa percaya diri (pede) atau untuk mendapatkan pujian dari orang lain. “Ini adalah sifat alamiah manusia. Apalagi, kalau pujiannya terkait kondisi fisiknya. Tentu manusia sangat senang kalau dipuji atau dibilang cantik atau sexy. Nah, ketika banyak yang memuji, maka akan timbul rasa percaya diri. Sehingga, ketika berbaur dengan masyarakat merasa tidak canggung, bahkan merasa ekslusif,” ujarnya.
Bagi sebagian orang, lanjut Wahyu, pentingnya memiliki rasa percaya diri menjadi kunci sukses dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga untuk tampil di depan publik, seseorang tidak enggan untuk memoles tampilan fisiknya. “Ya, termasuk dengan melakukan bedah plastik atau estetik tadi. Karena itu, dalam sebuah penelitian banyak orang yang justru semakin populer lantaran mengubah tampilan fisiknya. Persoalan lain seperti pengetahuan atau kualitas komunikasi justru dinomorduakan,” tambahnya.
Biasanya, lanjut Wahyu, orang-orang yang rela melakukan bedah plastik maupun estetik ini adalah kalangan profesional atau pesohor yang mengutamakan penampilan. “Misalnya, dari kalangan perbankan, marketing perumahan mewah atau barang mewah, public relation perusahaan bonafid, dan kebanyakan adalah kalangan artis,” sebutnya.
Di sisi lain, kecenderungan seseorang untuk melakukan bedah plastik maupun estetik juga bisa karena merasa diri seolah-olah ada kekurangan. “Misalnya, merasa hidungnya pesek, pipi tembem, mata sipit, atau dagu yang kurang lancip. Hal-hal seperti ini yang justru membuat seseorang termotivasi untuk mempermak penampilannya. Apalagi kalau ada orang lain yang mengomentari kondisi fisiknya, pasti keinginan tersebut akan menjadi-jadi,” tambah dosen Program Studi Sosiologi FKIP Unlam itu.
Namun, Wahyu memiliki tips khusus bagi yang tidak pede dengan kondisi fisiknya. “Yang paling penting adalah harus bersyukur dengan kondisi diri sendiri. Jangan menilai kurang kondisi diri sendiri. Selain itu, selalu menyadari bahwa tampilan yang dimiliki merupakan anugerah dari Tuhan yang harus dirawat dan disyukuri,” tandasnya.
Sementara itu, dalam perspektif hukum agama Islam, mayoritas ulama sepakat mengharamkan bedah plastik maupun estetik. Pasalnya, ini mengubah hasil ciptaan Allah SWT. Ustaz Amanto Surya Langka LCmenjelaskan, mengubah hasil ciptaan Allah SWT merupakan hal yang dilarang, apalagi yang diubah itu adalah fisik seseorang. “Allah SWT menciptakan manusia secara sempurna, tentunya apa yang sudah menjadi ciptaan-Nya adalah yang terbaik dan tidak boleh diubah-ubah,” ujar Ustaz Amanto usai memberikan ceramah di Masjid Hasanuddin Madjedi.
Amanto menjelaskan, di balik segala hal yang diciptakan oleh Allah SWT, tentunya ada hikmahnya. “Tinggal manusianya saja, apakah mau bersyukur atau tidak. Itu kembali kepada pilihan dan tingkat keimanan masing-masing,” tegasnya. Namun, lain halnya apabila sesorang melakukan operasi yang sifatnya darurat. “Misalnya, seseorang dilahirkan dengan kondisi bibir sumbing, maka boleh dioperasi bibirnya itu. Atau karena bekas kecelakaan, perlu operasi di bagian wajah, maka juga dip