Jika Benar Banjarmasin Ingin Jadi Kota Wisata, Maka Kota ini Perlu Trotoar Nyaman

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 11:34 WIB

BANJARMASIN - Jika benar Banjarmasin memang ingin menjadi kota wisata, maka infrastruktur penunjangnya wajib disiapkan. Pesan itu diungkapkan Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin, Matnor Ali sepulang kunker dari Bali.

"Banjarmasin mesti mencontoh Bali. Terutama soal fasilitas pejalan kaki dan drainase," katanya.

Menurut Matnor, agar pariwisata laku, yang dijual tak sekadar keindahan panorama. Tapi juga fasilitas dan infrastruktur. Paling sederhana adalah akses pejalan kaki. Agar wisatawan nyaman saat berkeliling di kota ini.

"Kalau diamati, turis suka berjalan kaki untuk menikmati suasana kota. Contoh seperti di Bali," ucapnya.

Tanpa trotoar yang nyaman, pelancong tentu enggan jalan-jalan santai menyusuri kota. Dampaknya, bisa mengurangi minat wisatawan bertandang ke Banjarmasin.

Belakangan, pemko memang sedang gencar menata trotoar. Seperti di Jalan Ahmad Yani. Dari kilometer 2 hingga 3,5 sudah dibangun ulang. Setidaknya, di sinilah tempat yang paling nyaman dijalani.

"Sangat baik. Pembangunan ini harus dilanjutkan ke jalan protokol lainnya," kata Matnor. Sebut saja Jalan Hasan Basry, Lambung Mangkurat, Pangeran Samudera dan Jalan Sutoyo S.

"Ini harus menjadi prioritas ke depan. Termasuk juga membenahi drainasenya dengan standar yang layak," tukasnya.

Jika fasilitas dan infrastrukturnya sudah nyaman, Matnor yakin industri pariwisata di Banjarmasin bakal berkembang. Wisatawan akan pulang ke daerah atau negara asalnya dengan membawa kesan baik terhadap Banjarmasin.

"Kalau sudah menjadi kota wisata dunia, keuntungannya sangat besar. Tidak hanya meningkatkan ekonomi rakyat, tapi juga bisa menjadi sumber dana pembangunan pemko," tutur politikus Partai Golkar itu.

Dia mengajukan perbandingan dari Kabupaten Badung. Mampu meraih PAD mencapai Rp1 triliun pertahun dengan APBD melebihi Rp3 triliun. Angka itu dua kali lipat dari APBD Banjarmasin.

Lagipula, karakter kedua kota ini mirip. Sama-sama tak memiliki kekayaan alam untuk dikeruk. Pilihannya tersisa pada sektor perdagangan dan jasa serta pengembangan pariwisata.

"Tinggal bagaimana mengolahnya saja. Agar menarik dan jangan mengecewakan. Salah satunya perbaiki fasilitas penunjang seperti trotoar, drainase dan jalan," pungkasnya. (nur/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X