BANJARMASIN - Grand final pemilihan Duta Lingkungan Hidup Banjarmasin 2019 digelar malam ini (13/8) di Ballroom Himalaya Hotel Banjarmasin Internasional.
"12 finalis yang masih bertahan akan merebutkan enam terbaik. Plus satu peserta favorit," kata Kabid Pengawasan Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono, kemarin (12/8).
Sebelum menghadapi grand final, mereka sudah dikarantina. Di sana finalis diberi pembekalan tentang public speaking, kelas kecantikan, serta penyiapan mental.
Selain itu, mereka juga telah membuat karya tulis ilmiah. Temanya sudah pasti menyangkut isu lingkungan. "Nanti dihadapkan kepada tiga juri sebagai bagian dari penilaian," tambahnya.
Rusdi Rusli dari Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat menyampaikan materi tentang kepribadian. Intinya, seorang DLH harus mampu menjadi contoh bagi masyarakat.
"Jadi setelah menjadi duta tak sebatas mengenakan selempang. Mereka harus benar-benar menampilkan citra dan perilaku predikat yang dipegang," tegasnya.
Sikap adalah titik tekannya. "Karena dari attitude itulah tercermin perilaku sebenarnya. Dalam hal ini, konteksnya sebagai duta lingkungan," tukasnya.
Salah seorang finalis, Evita Peron Yoewono menjadi peserta pertama yang memaparkan karya tulis ilmiah. Keluar dari ruangan tertutup itu, dia mengaku lega.
"Benar-benar deg-degan. Peserta pertama kan. Tapi saya puas. Saya menulis tentang pengelolaan sampah rumah tangga. Sudah saya siapkan secara matang," ungkap mahasiswi Universitas Sari Mulia itu. (mr-154/fud/ema)
