Akses ke Jamarat Sempat Ditutup

- Rabu, 14 Agustus 2019 | 10:37 WIB

BANJARBARU - Memasuki hari kedua pelaksanaan prosesi haji lempar jumrah Senin (12/8) tadi, hujan deras mengguyur Mina. Beruntung hal itu tak berdampak negatif terhadap para jemaah haji asal Kalsel.

Hanya saja, Ketua Kloter BDJ 01 M Rafii menyampaikan hujan deras sempat membuat rencana mereka melontar tertunda. Lantaran, akses ke Jamarat ditutup sementara oleh Pemerintah Arab Saudi.

"Pada pukul 13.00 sampai 16.30 WAS hujan benar-benar deras, sehingga rencana melontar pukul 16.00 tertunda. Atas instruksi maktab, akses ke Jamarat ditutup sementara karena sebagian air masuk ke terowongan membawa sampah," kata Rafii.

Dia mengungkapkan, setelah hujan reda akses ke Jamarat dibuka kembali pada pukul 17.30 WAS. Mereka kemudian langsung siap-siap menuju ke sana. "Pukul 17.55 WAS kami berangkat ke Jamarat dan melakukan lontar tiga jumrah," ungkapnya.

Karena saat berangkat dari tenda ke Jamarat hujan sudah reda dan dalam kondisi yang sangat terkendala, Rafii menuturkan bahwa semua prosesi lempar jumrah berjalan lancar. "Semua aman, hujan hanya mengakibatkan adanya penundaan," ucapnya.

Sementara itu, terkait kondisi jemaah haji Kepala Kanwil Kemenag Kalsel Noor Fahmi menyampaikan semuanya dalam keadaan sehat. Hanya saja, pada Minggu (11/08) tadi pasca wukuf di Arafah, seorang jemaah atas nama Siti Hawariyah Utuh Hasan, 93, asal Banjarmasin meninggal dunia.

"Dengan begitu hingga kini sudah ada dua jemaah yang meninggal, setelah sebelumnya jemaah asal Tabalong bernama Masram Saleh Saat, 61, meninggal pada 6 Agustus tadi," ucap Fahmi.

Dia mengungkapkan, Almarhumah Siti Hawariyah termasuk jemaah lansia tergolong sangat tua. Namun status kesehatannya sebelumnya memenuhi syarat untuk berangkat. "Almarhumah salah satu dari 30 jemaah di kloter BDJ 19 yang perlu pendampingan, karena sudah tua. Tapi layak untuk berangkat," ungkapnya.

Ditambahkannya, BDJ 19 merupakan kloter akhir yang terdiri dari jemaah gabungan beberapa kabupaten dan kota di Kalsel. Di mana, sebagian besar masa pelunasan tahap IV dari hasil penambahan kuota dengan materi jemaah sebagian lansia dan pendamping. "Jadi di sana banyak jemaah yang perlu perhatian khusus," tambahnya.

Terkait penyebab meninggalnya Siti Hawariyah, Dokter Kloter BDJ 19 dr Randi Aldata Alfin menjelaskan bahwa Almarhumah sebelumnya sempat dibawa ke Tim Reaksi Cepat (TGC) PPIH Arab Saudi di Arafah Sektor 5 dikarenakan mengeluh nyeri perut dan belum ada BAB sekitar tiga hari. “Setelah itu kondisi beliau membaik dan boleh kembali ke kloter," jelasnya.

Melihat kondisi jamaah membaik dan sadar penuh, maka petugas memutuskan untuk mengikutsertakan Siti Hawariyah bergerak menuju Muzdalifah bersama rombongan.

“Pukul 22.39 WAS saat di Muzdalifah Almarhumah dalam kondisi baik dan sadar penuh. Namun pada pukul 00.40 WAS pendamping melapor bahwa dia sudah tidak sadar. Setelah diperiksa ternyata meninggal dunia. Kemungkinan karena penyakit jantung," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Investor Masuk, Orientasi PAM Bandarmasih Berubah?

Senin, 15 April 2024 | 17:00 WIB

Liburan di HST, Wisata Air Jadi Favorit Pengunjung

Senin, 15 April 2024 | 14:00 WIB

Libur Lebaran, 2 Kecelakaan Maut di Banjarmasin

Senin, 15 April 2024 | 12:10 WIB
X