Guru Khalil Tolak 'Nyalon' Lagi, Meski Mengklaim Masih Dapat Dukungan untuk Maju Kembali

- Rabu, 14 Agustus 2019 | 10:47 WIB

MARTAPURA – Bupati Banjar H Khalilurrahman menyatakan tak akan mencalonkan diri lagi untuk lima periode berikutnya. Dia mengisyaratkan mundur dari dunia politik selepas habis masa jabatannya di 2020 mendatang. 

Pernyataan kontroversi teranyar ini disampaikan di tengah forum rapat paripurna DPRD Banjar. Di sela-sela pembahasan anggaran 2020, pria kelahiran tahun 1945 ini mengatakan tidak berambisi lagi maju untuk putaran kedua kepemimpinannya.

Meski demikian, tidak semua orang percaya dengan apa yang dikatakan bupati yang berlatar belakang ulama itu. Apakah benar sang petahana enggan melanjutkan kepemimpinannya di Banjar atau bagian dari strategi test the water, menunggu respons publik?

Untuk memastikannya, Radar Banjarmasin mencoba mewawancarai Guru Khalil--sapaan akrabnya--di kediamannya.

“Memang benar saya tidak mencalonkan diri untuk periode kedua. Kita berikan kesempatan untuk politisi lain maju," ucapnya yang mengatakan akan mendukung calon yang bersedia melanjutkan visi misinya.

Pernyataan tersebut memang sengaja diungkap ke publik agar dinamika politik perebutan kursi bupati dan wakil bupati di Kabupaten Banjar bisa lebih ramai lagi. Sampai hari ini, ia menilai belum ada satu pun calon menonjol yang serius mau mengikuti pemilihan.

Di sisi lain, Guru Khalil mengklaim masyarakat dan beberapa tokoh datang kepadanya untuk memberikan dukungan, meminta tetap mencalonkan diri lagi pada pilkada 2020.

Tapi Guru Khalil mengaku menolak. Dia menyatakan sudah tegas tidak akan mencalonkan diri lagi dan hanya tinggal bekerja untuk sisa akhir masa jabatan.

Lalu apa motif mantan anggota DPR RI Fraksi kebangkitan Bangsa tahun 1999-2004 itu?

Guru Khalil mengatakan dia enggan maju karena merasa tidak lagi muda. Bupati berusia 73 tahun ini juga memikirkan keluarga. Selain itu, dia juga mengatakan ada pertimbangan lain yang tidak bisa diungkapkan.

Guru khalil hanya berpesan kepada para calon agar memahami karakter Kabupaten Banjar yang religius. Pemimpin harus jadi benteng pertama mempertahankan nilai-nilai lokal orang Banjar. Pemimpin yang akan datang juga minimal mengerti akar budaya serta suasana kebatinan masyarakat Banjar.

“Politik sangat dinamis, tetap menunggu dinamika yang ada. Siapa saja yang akan maju tentu tergantung kemauan masyarakat. Keputusan final akan saya ambil setelah mengumpulkan para tokoh,” tukasnya.

Hingga saat ini beberapa tokoh memang sudah disebut-sebut bakal maju pada Pilbup Banjar 2020 mendatang. Diantaranya Ketua DPRD Banjar dua periode, H Rusli. Meski demikian, Ketua DPD Partai Golkar Banjar ini enggan mengonfirmasi kabar ini.

Demikian juga Ketua PKB Banjar Pribadi Heru Jaya yang meminta media menunggu sikapnya selama 2 bulan setelah Muktamar PKB di Bali pada 20-21 Agustus mendatang.

Hal serupa disampaikan oleh Gusti Sulaiman Razak yang telah memastikan maju terus melakukan pendekatan dengan partai politik setelah pelantikan anggota DPRD Banjar.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X