BNNK Banjarbaru Bentuk Satgas Anti Narkoba di Ponpes

- Rabu, 14 Agustus 2019 | 11:46 WIB

BANJARBARU - Selain aktif menyasar sektor pemerintah, swasta dan juga pelajar pada umumnya dalam sosialisasi pencegahan narkotika. Kini, Badan Nasional Narkotika Kota (BNNK) Banjarbaru turut menyasar ke Pondok Pesantren.

Selasa (13/8) siang, BNNK hadir di di Ponpes Wali Songo, Kelurahan Guntung Manggis, Kota Banjarbaru. Mereka memberikan sosialisasi pencegahan narkoba kepada 50 siswa-siswi. Baik dari tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) maupun Madrasah Aliyah (MA).

Pelaksana Harian (Plh) BNN Kota Banjarbaru, M Khairani Nor, menjelaskan jika sosialisasi ini pihaknya memberikan beberapa materi. Seperti pengenalan jenis-jenis narkoba, dampak buruk penggunaan narkoba, Indonesia darurat narkoba, serta terkait program penyalahgunaan, pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN).

"Secara umum kegiatannya memang sosialisasi. Namun kita adakan seperti Talkshow. Jadi targetnya para siswa itu akan mengerti dampak bahaya penggunaan narkoba, sehingga mereka menghindarkan diri dan menjauhi narkoba,” ucapnya.

Dalam kegiatan ini, tampak puluhan pelajar mengikutinya dengan antusias. Tercatat juga beberapa pelajar turut bertanya lebih jauh tentang apa itu narkotika.

Di kesempatan ini, Khairani mengatakan jika ke depannya pihaknya akan bekerja sama dengan Ponpes. Yakni dalam pembentukan Satgas penggiat anti narkoba yang khusus di lingkup Pendidikan Ponpes Wali Songo.

"Alhamdulillah, tadi kita sudah bahas dengan pengurus Ponpen, dan responsnya positif. Jadi nanti akan ditunjuk siapa saja yang ikut dalam Satgas. Ini agar hubungan BNN dengan siswa-siswi tidak terputus disini," katanya.

Dari data BNNK sendiri, di Kota Banjarbaru, memang saat ini di lingkungan pendidikan jarang sekali ditemukan adanya penggunaan narkotika. Hal ini kata BNNK dikarenakan para pelajar lebih condong kepada penggunaan bahan-bahan Adiktif yang disalahgunakan. 

Contohnya seperti Zenith Carnophen yang merupakan bahan adiktif yang paling sering digunakan para pelajar. Bahkan peredarannya pun sangat luas, baik tangan ke tangan bahkan dijual di warung-warung dan Tempat Hiburan Malam.

Kini, Zenith Carnophen sudah tidak mudah lagi ditemukan. Selain harganya yang semakin mahal, hal tersebut juga setelah adanya keputusan dari Menteri Kesehatan yang menyatakan bahwa Zenith Carnophen masuk dalam Narkotika Golongan I atau setara dengan Shabu-shabu. 

Khairani pun mengatakan ada berbagai kondisi yang menyebabkan para pelajar terpanggil untuk menggunakan bahan-bahan adiktif. Meski begitu, ia mengakui saat ini trendnya sudah sangat menurun.

"Penyebab yang paling sering ditemukan adalah pergaulan. Tapi juga bisa dipicu karena ada konflik di rumah, entah orang tuanya tidak rukun atau kurangnya komunikasi orang tua kepada anak," tandasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X