Gara-Gara Ini, Distribusi Air PDAM Mulai Terancam

- Kamis, 15 Agustus 2019 | 11:03 WIB

BANJARBARU - Musim kemarau mulai mengancam pendistribusian air bersih PDAM Intan Banjar. Pasalnya, debit air Sungai Martapura tempat mereka mengambil air baku melalui Intake Sungai Tabuk mulai mengalami penurunan.

"Setiap pukul 12 malam sampai empat subuh, Sungai Martapura surut. Hal itu membuat Intake Sungai Tabuk tak bisa beroperasi dengan optimal," kata Plt Kabag Produksi PDAM Intan Banjar, Untung.

Dia mengungkapkan, surutnya air membuat pihak intake mengurangi daya hisap pompa. Sehingga, ketersediaan air baku berkurang. "Tapi untungnya pada dini hari sampai Subuh penggunaan air bersih di masyarakat tidak banyak. Jadi, meski air baku berkurang tidak berdampak ke pelanggan," ungkapnya.

Namun, kekhawatiran tetap mereka rasakan. Untung menuturkan, jika kemarau masih panjang ditakutkan debit air Sungai Martapura semakin surut dan membuat mereka kekurangan air baku pada siang hari. "Kalau cuaca seperti ini terus, bisa-bisa kejadian pada 2015 lalu terulang," tuturnya.

Diceritakannya, pada 2015 lalu Intake Sungai Tabuk yang melayani sekitar 40 ribu pelanggan di wilayah Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, Gambut, Aluh-Aluh hingga Landasan Ulin dan sekitarnya setiap harinya harus menghentikan operasional selama empat jam. Akibat kurangnya ketersediaam air baku.

"Karena hampir setiap hari leding mati, saat itu kami harus mendistribusikan air bersih dengan mobil tangki," ceritanya.

Untuk itu, karena pendistribusian air tidak optimal diakibatkan oleh surutnya Sungai Martapura, Untung meminta agar pelanggan berjaga-jaga dengan cara menampung air sebagai persediaan. "Khususnya pelanggan yang berada di wilayah cabang satu Landasan Ulin dan Gambut. Serta, cabang dua wilayah Tambak Sirang dan Aluh-aluh kami minta agar menampung air," paparnya.

Lalu bagaimana dengan Intake Pinus yang melayani 40 ribuan pelanggan di wilayah Banjarbaru, Martapura dan sekitarnya? Dia menyampaikan, hingga kini masih aman. Sebab, debit aliran irigasi tempat mereka mengambil air baku masih normal.

"Kalaupun debit irigasi surut, sebenarnya tidak lagi berpengaruh. Sebab, kita bisa mengambil air dari SPAM Banjarbakula," bebernya.

SPAM Banjarbakula sendiri mengambil air baku langsung dari Mandikapau, Kabupaten Banjar. Sehingga, tidak berpengaruh jika irigasi surut.

Meski begitu, PDAM Intan Banjar tetap melakukan persiapan dan perencanaan untuk menghadapi musim kemarau tahun ini. Kepala Bagian SDM PDAM Intan Banjar, Muhammad Azwar menyampaikan, salah satu persiapan yang mereka lakukan ialah selalu memonitoring dan mengevaluasi jaringan.

"Jaringan jangan sampai bermasalah, apalagi untuk mendistribusikan air ke daerah yang kesulitan air," jelasnya.

Sementara itu, panasnya cuaca juga membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel meminta agar masyarakat siaga terhadap kemungkinan terjadinya kekeringan.

"Perkiraan dari BMKG, Agustus-September cuaca akan panas karena pengaruh El Nino moderate. Hal itu bisa mengakibatkan kekeringan. Jadi kami diminta menyampaikan ke masyarakat supaya siaga," kata Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Wahyuddin.

Dia mengungkapkan, masyarakat diminta siaga lantaran kasus kekeringan dapat menimbulkan berkurangnya ketersediaan air bersih. Serta, terjadinya kebakaran hutan dan lahan. "Semua harus diantisipasi sejak awal," ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X