BARABAI - Merebahkan diri di aspal jalanan, sejumlah masyarakat berbagai elemen di beberapa provinsi di Indonesia yang tergabung dalam gerakan #BersihkanIndonesia dan Gerakan #SaveMeratus menggelar aksi di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Senin (19/8) siang. Mereka menuntut, Kemerdekaan Indonesia juga diisi dengan kemajuan berupa penggunaan energi bersih terbarukan.
Salah satu peserta aksi, berasal dari Kalsel, yakni Arifin. Membentang kertas bertuliskan Kabupaten Huku Sungai Tengah (HST), pemuda yang juga merupakan Ketua Umum Mahasiswa Pencinta Alam Meratus UIN Antasari Banjarmasin, ini membawa pesan agar Kalsel khususnya Kabupaten HST terhindar dari ancaman pertambangan.
Bagaimana tidak, Pegunungan Meratus yang menghampar sepanjang Kalsel, Kalteng hingga Kaltim, masih terus diincar oleh perusahaan tambang batu bara. Padahal, selain merupakan sumber air utama bagi tiga provinsi di Kalimantan, Pegunungan Meratus adalah paru-paru hutan tropis terakhir yang harus diselamatkan.
Ada pun tuntutan para peserta aksi, sebagian di antaranya yakni mendesak Presiden Terpilih untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintahannya ke depan tidak lagi mengakomodir rencana baru pembangunan PLTU batu bara, dan perizinan baru tambang batu bara pada tahun 2020. Hal ini dilakukan, guna menghindari petaka di masa depan, di mana warganya tercemar dan tersakiti oleh berbagai dampak negatif batu bara.
Terkait hal tersebut, dikonfirmasi Radar Banjarmasin, Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyo, mengatakan bahwa komitmen negara terhadap keselamatan rakyat dan lingkungan harus ditunjukkan.
“Salah satunya dengan mencabut ijin tambang dan ijin perusahaan monokultur di Pegunungan Meratus,” tuntasnya.
Selain Arifin, peserta aksi dari daerah lainnya juga membawakan isu yang sama. Mulai dari Kaltim, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Cilcap dan Bengkulu. (war/ema)
