Gara-gara Helikopter, Rumah Warga di Martapura Timur Rusak

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 10:23 WIB

BANJARMASIN - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) masih terjadi. Dari data BPBD Kalsel, Kabupaten Tapin menjadi daerah terbanyak titik karhutla. Luas lahan yang terbakar mencapai 252,35 hektar.

“Jika diakumulasi semua daerah, luasnya mencapai 1.271,37 hektar,” beber Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin kemarin.

Dia mengungkapkan, sebagian lahan tersebut ada yang sengaja dibakar. Sayangnya, hingga saat ini tak satupun yang berhasil diamankan oleh aparat penegak hukum. Nah, mengejar para pelaku ini, pihaknya berencana memfungsikan 1.500 aparat gabungan dari TNI dan Polri.

Personel ini adalah yang diturunkan pemerintah pusat ke Kalsel untuk menanggulangi Karhutla. Fungsinya adalah untuk pencegahan dan sosialisasi Karhutla. Nah, BPBD berencana memfungsikan mereka juga untuk memburu pelaku pembakar lahan dan hutan.

Hal ini sesuai instruksi dari salah satu Direktur di BNPB. “Personel dari pusat ini akan difungsikan untuk mencari pelaku pembakar lahan. Mereka juga dapat berperan penegak hukum," terang Ujud.

Dari pantauan pihaknya, memang ada yang sengaja membakar lahan. Baik yang ingin membuka lahan pertanian, juga untuk perumahan. “Ada lima yang terekam melalui kamera drone. Sudah kami laporkan ke Satgas Pengegak Hukum,” bebernya.

Sementara, penanganan kebakaran hutan dan lahan tahun ini polanya tetap sama dengan tahun lalu. Yakni diprioritaskan penanganan di seputaran kawasan Bandara Syamsudin Noor.

“Kami tak ingin bandara terganggu yang berujung kerugian di sektor ekonomi. Kami tetap fokus mengamankan bandara agar bebas dari kabut asap,” tegasnya. 

Untuk diketahui, dana pusat untuk penanggulangan Karhutla di Kalsel mencapai Rp1,2 miliar. Itu belum anggaran melalui APBD Kalsel yang nilainya mencapai Rp600 juta. “Untuk honor aparat seharinya dibayar Rp145 ribu.

Para personel ini berada di Kalsel hingga bulan 31 Oktober mendatang sesuai status siaga Karhutla di Kalsel. “Tapi kalau sudah masuk musim hujan sebelum Oktober. Tugas mereka bisa saja berakhir,” tandasnya.

---

Sementara itu, atap rumah seng milik Mukarramah dari Desa Keramat, Martapura Timur berterbangan sekitar pukul 14.00 Wita kemarin. Sebuah heli water bombing dari (BNPB) terbang rendah di atas rumah sederhana dari kayu di tepi sungai itu.

Heli yang didatangkan khusus menangani kebakaran lahan siang itu terbang ke arah Sungai Martapura di Desa Keramat untuk mengisi air. Saat melintas, angin dari baling-baling heli itu membuat seng atap rumah tidak kuat untuk menahan derasnya angin putaran baling- baling heli.

Warga sekitar sempat mengabadikan musibah itu dari telepon selulernya. Video amatir menyebar cepat di grup-grup whatshapp. Video berdurasi sekitar 1 menit itu memperlihatkan ketakutan warga saat helikopter terbang rendah.

“Kami langsung keluar rumah melihat kejadian setelah heli meninggalkan lokasi setelah selesai mengambil air sungai,” kata Said, Kepala Desa Keramat menerangkan kepada sejumlah media yang berdatangan ke lokasi.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pengedar Kabur, Orang Suruhan Diringkus

Rabu, 17 April 2024 | 09:34 WIB
X