Turun Hujan, Bukan Berarti Kemarau Akan Berakhir

- Selasa, 20 Agustus 2019 | 13:14 WIB

BANJARMASIN - Dua hari ini, Banjarmasin diguyur hujan. Intensitasnya ringan, sedikit berangin. Seperti yang terjadi, kemarin (19/8) siang.

Hujan turun sekitar pukul 12.00 Wita. Padahal, sebelumnya cuaca begitu terik. Kondisi begitu juga terjadi sehari sebelumnya. Apakah musim kemarau sudah berakhir?

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I di Banjarbaru, Goeroeh Tjiptanto coba menjelaskan fenomena ini. Dari pantauan mereka, hujan yang mengguyur Banjarmasin itu ternyata hanya gangguan cuaca. Bukan pertanda pergantian musim.

Menurutnya, fenomena ini lumrah terjadi saat kemarau. Ketika air laut menguap dan membentuk gumpalan awan. Ini efek suhu panas di permukaan.

"Ini konveksi biasa. Pembentukan awan karena penguapan air laut, kemudian terbawa ke daratan. Bukan karena dinamika global," jelasnya.

Selain itu, ia menyebut bahwa perubahan suhu drastis juga lumrah terjadi saat kemarau. Siang panas menyengat, malam dingin menggigit.

Suhu kontras itu disebabkan energi panas yang diterima bumi saat siang dengan gelombang pendeknya. Lalu dilepaskan lagi sebagai gelombang panjang pada malam hari tanpa halangan menuju angkasa.

Itulah penyebab suhu mendadak dingin pada pergantian hari. "Jika terhalang awan tentu akan terasa panas. Itulah sebabnya saat musim hujan pada malam hari udara terasa panas, sebelum hujan turun," terangnya.

Goeroeh menyebut, pergantian musim terjadi saat memasuki tiga bulan penutup tahun. Mulai Oktober hingga Desember. Tergantung karakteristik wilayah.

"Dari pantauan kami, pergantian musim ini memang tidak serentak. Ada yang sudah mulai awal Oktober, ada juga yang memasuki akhir November," sebutnya.

Artinya pergantian musim masih lama. Jika pun saat ini ada turun hujan. Cuma sesekali, efek dari suhu panas pada siang hari. (nur/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X