BANJARMASIN – Kejadian rusaknya atap rumah warga karena angin baling-baling helikopter pengebom air rupanya bukan yang pertama kalinya terjadi. Tahun lalu kejadian yang persis sama menimpa rumah warga di kawasan yang sama.
Kerusakan atap rumah di Desa Keramat, Martapura Timur itu pun sudah dilakukan penanganan. Pemiliknya diberikan uang ganti rugi.
“Di sekitar kawasan itu sudah yang kedua kalinya. Dan perusahaan helinya PT AAL sudah bertanggung jawab,” beber Kepala adan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel Wahyuddin, kemarin.
Dia mengatakan heli bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat ini memang tak begitu mengenali medan di sana. Heli mengambil air sungai di sana untuk kebutuhan mengebom kebakaran hutan dan lahan.
“Sebelumnya kami sudah memberikan titik koordinat yang aman untuk mengambil air. Tapi rupaya pilot ingin cepat melakukan water bombing. Terjadilah kejadian kemarin. Tapi sudah tak ada masalah," ujarnya seraya mengatakan rumah yang terdampak atapnya telah diganti rugi sekitar Rp5 juta.
Untuk diketahui, water bombing yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Kalsel dilakukan 7 jam sehari. Tak hanya menyasar di kawasan Kabupaten Banjar, heli ini juga pulang-pergi ke kawasan Kabupaten Tanah Laut, Tapin hingga Banjarbaru.
“Tiga heli yang saat ini diperbantukan untuk water bombing diterbangkan ke sejumlah titik api. Durasinya 7 jam sehari,” terangnya.
Senin siang lalu, atap rumah seng milik Mukarramah warga Desa Keramat, Martapura Timur berterbangan saat sebuah heli water bombing terbang rendah di atas rumahnya di tepi sungai. (mof/ran/ema)
