Kaltim Kandidat Ibukota Indonesia, Jokowi: Masih Tunggu Kajian Lagi

- Jumat, 23 Agustus 2019 | 10:40 WIB

BANJARMASIN – Meski Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil sudah menyebut Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai ibukota baru, Kepala Bappeda Kalsel Nurul Fajar Desira mengatakan masih menunggu keputusan langsung dari presiden.

“Ini baru keterangan menteri, kami menunggu resminya dulu dari pak Presiden,” imbuh Ketua tim persiapan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalsel ini. 

Meski demikian, pada prinsipnya dia mengatakan dimanapun ibu kota negara dipindah, Pemprov tetap mendukung penuh.

“Sejak awal seperti apa yang disampaikan oleh Pak Gubernur, dimanapun asal di Kalimantan, Kalsel akan mendapat dampak yang baik,” ujar Fajar.

Pemilihan lokasi ibu kota negara di Pulau Kalimantan tak sedang mengikuti kompetesi maupun kontes. Hal ini sebutnya sudah disampaikan kepala daerah se Kalimantan saat rapat regional di Balikpapan, belum lama tadi. Pemprov Kalsel sendiri sudah menyiapkan lahan seluas 300 ribu hektare jika ibukota negara pindah ke Kalsel.

Lalu bagaimana respons presiden? Presiden Joko Widodo ternyata tak membantah pernyataan Sofyan Jalil yang menyebutkan Kalimantan Timur sebagai destinasi pemindahan ibukota Indonesia. Meski demikian, pemilihan Kaltim sebagai calon ibu kota negara masih menunggu beberapa kajian lagi.

"Masih tunggu satu, dua kajian," kata Jokowi di Istana Bogor, Kamis (22/8/2019).

Jokowi mengatakan detail tentang pemindahan baru akan disampaikan setelah beberapa kajian yang dimaksud telah selesai.

"Akan kita umumkan pada waktunya, masih nunggu kajian, tinggal satu, dua kajian belum disampaikan kepada saya," jelasnya.

Sebelumnya, lokasi ibu kota baru negara Republik Indonesia diputuskan di Provinsi Kalimantan Timur. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri ATR Sofyan Djalil saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Kamis kemarin. "Iya, Kaltim benar, tapi belum tahu lokasi spesifiknya di mana yang belum," katanya.

Dia mengatakan lahan seluas 3 ribu hektar telah disiapkan untuk pembangunan tahap pertama.

Sementara luas keseluruhan 200-300 ribu Ha. "Sehingga bisa bikin kota taman kota indah banyak tamannya orang bisa hidup sehat udara bersih. Kita harapkan jadi kota menarik buat dihidupi," kata Sofyan.

Dari sisi ekonomi, Kaltim sendiri adalah provinsi yang amat mengandalkan sektor pertambangan.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, tahun lalu, perekonomian provinsi yang dengan ibu kota Samarinda ini hanya tumbuh 2,67 persen secara tahunan atau lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional yang mencapai 5,17 persen.

Pada 2017, perekonomian Kaltim juga hanya melaju 3,13 persen, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,07 persen. Bahkan, pada 2015-2016, pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat negatif. Pada 2015, ekonomi Kaltim menciut 1,2 persen dan 2016 turun 0,38 persen.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X