BANJARMASIN - Komisi II DPRD Banjarmasin menggelar rapat bersama pemko dan Bank Kalsel, akhir pekan tadi. Pokok bahasan soal dividen yang berkurang. Berbanding terbalik dengan penyertaan modal dari APBD.
Ketua Komisi II Bambang Yanto terheran-heran. Pemko cuma mendapat bagian Rp5 miliar dalam pembagian hasil. Padahal modal yang ditanam mencapai Rp120 miliar.
“Dulunya Rp11 miliar. Bahkan pernah tembus Rp16 miliar. Sekarang kok malah turun lagi menjadi Rp5 miliar. Logikanya, dengan bertambahnya penyertaan modal, harusnya meningkat pula dividennya," ujarnya.
Apa penyebabnya? Bambang tak tahu pasti. Penjelasan Bank Kalsel lantaran adanya kredit macet. “Rinciannya kami tidak dijelaskan," keluhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Banjarmasin Subhan Nor Yaumil membenarkan pemko bakal menambah penyertaan modal ke Bank Kalsel. APBD Perubahan 2019 telah mengalokasikan Rp20 miliar.
Ditambahkannya, penambahan penyertaan modal itu sesuai amanah perda. Demi membantu eksistensi bank milik daerah tersebut. “Sudah seharusnya begitu,” ucapnya.
Namun dia tak membantah bahwa belakangan dividen yang didapat pemko mengalami penurunan signifikan. Tapi menurutnya, hal itu tidak berlaku untuk tahun ini. “Berdasarkan informasi dari Bank Kalsel, dividen tahun ini melebihi Rp11 miliar," sebutnya.
Meski begitu, Subhan tak bisa memberi penjelasan detail. Lantaran bukan kewenangannya memaparkan soal pembagian hasil. “Bukan ranah kami menjelaskan ini. Bank Kalsel lebih tahu,” pungkasnya.
Terkait hal itu, sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari Bank Kalsel. (nur/fud/ema)