M Risky Aflan menjadi korban supir truk di perempatan Jorong Kafe Jalan S Parman, Minggu (25/8) sore. Senin kemarin menjadi hari pertama yang murung bagi kawan-kawan sekelasnya.
-- Oleh: NOORHIDAYAT, Banjarmasin --
Tak ada aktivitas biasa di jam istirahat ketika wartawan tiba di SD Islam Terpadu Nurul Fikri Banjarmasin, pagi kemarin. Ruangan kelas III D yang menjadi kelas Risky, terasa sekali suasana duka cita.
Rasa kehilangan tampak terlihat dari wajah Wali Kelas Rizky, Ustazah Winadira itu. Begitu juga teman sekelas bocah berusia 8 tahun itu. Tadinya ada 23 anak di kelas itu, kini satu kelas tinggal 22 orang.
Ada satu kursi yang kini kosong. Siswa-siswa sekelas melempar pandangan ke kursi itu, dan mereka mengaku merasa sedih.
"Semua masih merasa tidak percaya. Risky orangnya pendiam, tapi dia sangat akrab dengan teman-temannya di kelas 3D ini," ungkap Winadira. Winadira mengenang Risky adalah anak yang tekun dan sangat rajin. Selain itu juga dia termasuk anak yang penurut.
" Malam tadi mama ulun ditelpon temannya, bahwa Risky kecelakaan dan meninggal dunia," terang Faitf Rafif teman sebangku Risky. D
Mereka kemudian menyambangi kediaman Risky yang memang dekat sekolah, di Jalan Cempaka Komplek Agraria 2 Banjarmasin. Meski Risky dibawa ke Hulu Sungai tadi malam untuk dimakamkan, tetapi Faitf bersama teman-temannya masih sempat melihat Risky untuk terakhir kalinya.
"Didampingi orang tua kami semua langsung ke rumah Risky sebelum dia dibawa untuk dimakamkan di Hulu Sungai," ceritanya.
M Risky Aflan meninggal setelah ditabrak truk plat merah milik Pemprov kalsel yang kehilangan kontrol di lampu merah Jalan S Parman, Banjarmasin. Ia sempat dirawat selama sejam di Rumah Sakit Islam Banjarmasin, namun akhirnya nyawanya tak tertolong lagi.
Selain Risky, truk maut yang dikemudikan Haris Fadillah itu menabrak tujuh orang lain. Dua mengalami luka serius, lima orang lainnya masih dalam perawatan. Ibu Risky, Erna masih dalam penanganan medis RS Ansari Saleh.(ran/ema)